24 November 2024

Blinkiss ID

Berita dan Video Kilat Terkini

Bunga Tinggi dan Dolar Naik Ternyata Bikin Bank di RI Untung

2 min read

Blinkiss.id, Jakarta

Kenaikan suku bunga global serta tren pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ternyata memberikan dampak yang menguntungkan kepada perbankan RI.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae menyampaikan, meningkatnya suku bunga global ditambah adannya fluktuasi nilai tukar, menyebabkan mahalnya biaya dana dari luar negeri. Alhasil koorporasi lebih memilih mencari pendanaan dari dalam negeri, untuk hal ini perbankan.

“Dari sisi fungsi intermediasi, yang berdampak positif bagi pertumbuhan kredit dengan perbankan Indonesia utamanya dari sisi kredit produktif karena dari daya tarik kredit perbankan domestik akan semakin menarik bagi korporasi domestik,” sebut Dian lewat keterangan tertulisnya, Jumat (19/7/2024)

Adapun laporan Analisis Uang Beredar Bank Indonesia (BI) mencatat penyaluran kredit pada Mei 2024 tercatat sebesar Rp7.311,7 triliun, atau tumbuh 11,4 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy). Pertumbuhan itu utamanya ditopang oleh kredit korporasi sebesar 15,9 persen yoy.

Sebagaimana diketahui,
Bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) kini kembali mempertahankan suku bunga acuan di level tinggi atau 5,25-5,50 persen, untuk ketujuh kalinya secara beruntun pada Rabu waktu AS atau Kamis (13/6/2024).

Sementara itu, kurs JISDOR per 15 Juli 2024 Rp 16.174, turun 1,1 persen dibandingkan awal bulan.

Di sisi lain, Dian mengatakan untuk memperkuat stabilitas nilai Rupiah salah satunya dari dampak kenaikan suku bunga global, suku bunga acuan di Indonesia telah meningkat secara bertahap dari 3,50 persen menjadi 6,25 persen atau terhitung sebanyak 8 kali dalam kurun waktu kurang dari dua tahun.

“Meningkatnya suku bunga acuan juga berdampak bagi peningkatan biaya dana perbankan atau biaya bunga DPK (dana pihak ketiga),” papar Dian lagi

Namun demikian, ia mengatakan profitabilitas perbankan masih sangat baik. Itu didukung oleh pertumbuhan kredit, margin bunga bersih (NIM), juga return on asset (ROA) industri perbankan masih tergolong tinggi meskipun mengalami sedikit penurunan. (JB Rumapea)

Facebook Comments Box
Translate ยป