OJK Dorong Pemanfaatan Pasar Modal oleh Generasi Muda di Wilayah Sumbar
3 min read
Blinkiss.id, Padang
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong pemanfaatan produk Pasar Modal Indonesia oleh masyarakat terutama di kalangan generasi muda melalui penyelenggaraan Sosialisasi dan Edukasi Pasar Modal Terpadu (SEPMT) 2025 di Provinsi Sumatera Barat (Sumbar)
“Pemahaman yang benar mengenai dunia investasi menjadi semakin penting agar generasi muda dapat memilah informasi yang valid dan mengambil Keputusan investasi yang tepat,” tutur Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi melalui SEPMT 2025 yang digelar di Universitas Andalas.
Ditambahkan Inarno, bahwa Pasar Modal hadir sebagai salah satu pilihan investasi yang legal, teratur, dan diawasi oleh OJK untuk memberikan peluang bagi investor muda yang dapat berinvestasi secara aman dan berkelanjutan.
“Kita tidak bisa hanya menyimpan uang di tabungan saja karena akan tergerus oleh inflasi. Untuk mempertahankan nilai uang dimaksud, kita juga perlu mempertimbangkan instrumen investasi yang lebih fleksibel serta likuid, salah satunya melalui investasi di Pasar Modal dengan menawarkan keuntungan seperti memperoleh dividen dan capital gain,” paparnya.
Lebih lanjut, Inarno memaparkan bahwa Provinsi Sumatera Barat memiliki potensi besar untuk pertumbuhan investor dan pemanfaatan pasar modal sebagai sumber pembiayaan.
Menurutnya, pertumbuhan investor mengalami peningkatan yang luar biasa. Hingga 13 Februari 2025, jumlah investor mencapai 15,3 juta atau tumbuh 3,2 persen jika dibandingkan akhir tahun 2024, Jumat (21/2/2025)
Berdasarkan kelompok usia, jumlah investor paling banyak berusia di bawah 30 tahun dengan komposisi 54,83 persen. Di Sumatera Barat sendiri, jumlah investor Pasar Modal telah mencapai 195.749, berkontribusi sebesar 14,64 persen dari total investor di Pulau Sumatera.
Sumatera Barat menempati peringkat ketiga dengan jumlah investor terbanyak di pulau Sumatera..
Pada kesempatan tersebut, Rektor Universitas Andalas Hefrizal Handra menyampaikan apresiasi kepada OJK atas pelaksanaan kegiatan edukasi yang dilaksanakan dengan mengharapkan mahasiswa sedari dini memahami untuk mengoptimalisasi Pasar Modal Indonesia.
“Pasar Modal merupakan elemen penting dalam perekonomian Indonesia yang menjadi potensi ekonomi besar. Sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia, Indonesia dapat memanfaatkan pasar modal untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, baik untuk Perusahaan yang membutuhkan pembiayaan maupun bagi individu yang ingin berinvestasi.
Jadi kalau para mahasiswa ingin berinvestasi, choice pilihannya itu banyak sekali ya, nah salah satunya adalah pasar modal,” tambah Hefrizal.
Kegiatan yang berlangsung pada 19-21 Februari 2025 ini merupakan bagian dari upaya OJK dalam memperkuat pemahaman masyarakat serta mendorong pemanfaatan Pasar Modal Indonesia sebagai alternatif pembiayaan perusahaan dan UMKM.
Program ini juga mendukung tematik Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) tahun 2025, yaitu “Akselerasi Pemanfaatan Produk dan Layanan Pasar Modal”, dengan fokus pada pendanaan melalui Layanan Urun Dana (SCF) dan Initial Public Offering (IPO).
Berdasarkan data OJK yang diperoleh melalui Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan Tahun 2024, indeks literasi keuangan penduduk Indonesia sebesar 65,43 persen, sementara indeks inklusi keuangan sebesar 75,02 persen. Oleh karena itu, SEPMT 2025 menjadi langkah strategis untuk meningkatkan pemahaman/kesadaran serta melibatkan masyarakat agar menggunakan produk jasa keuangan, termasuk investasi yang legal juga berkelanjutan.
SEPMT 2025 di Sumatera Barat dilaksanakan selama tiga hari (19-21 Februari 2025) dengan rangkaian kegiatan sebagai berikut:
1. Training of Trainers Pasar Modal Syariah bagi akademisi dan tenaga pengajar;
2. Sosialisasi Pasar Modal sebagai Alternatif Pendanaan Perusahaan untuk mendorong pemanfaatan pasar modal bagi UKM dan perusahaan daerah;
3. Sosialisasi Produk dan Akses Keuangan Pasar Modal bersama pemerintah daerah;
4. Kuliah Umum Universitas Andalas bertema “Enhancing Gen Z’s Knowledge of Capital Market” untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap investasi pasar modal; dan
5. Sosialisasi berbagai Peraturan OJK (POJK) terkait Pasar Modal, Derivatif Keuangan, dan Obligasi Daerah.
Melalui SEPMT 2025, OJK menargetkan peningkatan jumlah investor dan calon emiten potensial dari Sumatera Barat, serta mendorong pemanfaatan pasar modal sebagai sumber pendanaan bagi pembangunan daerah dan sektor usaha lokal.
SEPMT 2025 merupakan program inisiatif OJK yang bersinergi dengan Self-Regulatory Organization (SRO) termasuk Bursa Efek Indonesia (BEI), Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), serta Pemerintah Daerah dan berbagai pemangku kepentingan lainnya.
Dengan adanya SEPMT 2025, OJK berharap dapat memperkuat ekosistem pasar modal yang inklusif dan berdaya saing, sekaligus memberikan perlindungan kepada masyarakat dari investasi ilegal”. (JBR/15)