Webinar Nasional, PMKRI Komisariat USU Bahas Peningkatan Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak
2 min readMedan, BLINKISS
Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Komisariat Universitas Sumatera Utara (USU) sukses menggelar Webinar Nasional bertajuk “Catatan Akhir Tahun: Analisis Penyebab dan Dampak Peningkatan Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak Tahun 2024” pada Senin (16/12). Acara ini diikuti oleh 100 peserta dari berbagai universitas di Indonesia dan menghadirkan narasumber berkompeten di bidangnya.
Webinar ini menghadirkan:
- Dr. Fotarisman Zaluchu, S.K.M., M.P.H. – Akademisi Antropologi USU
- Th. Sri Endras Iswarini – Komisioner Komnas Perempuan RI
- Meryl Rouli Saragih, SH., MH. – Anggota DPRD Sumut
Ketua PMKRI Komisariat USU, Willy Simbolon, dalam sambutannya, menyampaikan bahwa webinar ini bertujuan mengedukasi masyarakat, terutama generasi muda, tentang pentingnya melindungi perempuan dan anak dari kekerasan.
Pemaparan Narasumber
Dr. Fotarisman Zaluchu mengupas akar persoalan kekerasan terhadap perempuan dan anak dari perspektif antropologi. Ia menyoroti bahwa norma-norma sosial di Indonesia, seperti ekspektasi terhadap pernikahan sebagai model ideal, turut memengaruhi dinamika kekerasan berbasis gender.
Komisioner Komnas Perempuan, Sri Endras Iswarini, memaparkan realitas pahit tingginya kasus femisida di Indonesia. Ia menjelaskan bahwa kejahatan ini kerap melibatkan perempuan sebagai korban karena kerentanan gender, terutama pada perempuan penyandang disabilitas.
Sementara itu, Meryl Rouli Saragih, SH., MH., anggota DPRD Sumut, menegaskan pentingnya komitmen pemerintah dalam melindungi korban kekerasan. Ia menyebut program rumah aman perempuan sebagai langkah nyata untuk memberikan perlindungan dan mencegah kekerasan berulang.
Seruan Kepedulian
Sekretaris PMKRI USU, Samuel Sitanggang, menegaskan bahwa femisida bukan hanya tindakan kriminal, tetapi juga pelanggaran hak asasi manusia yang mencerminkan ketidakadilan gender. “Pencegahan femisida adalah langkah fundamental untuk menghentikan diskriminasi dan budaya patriarkat yang sudah mengakar,” ujarnya.
Kader PMKRI USU, Septian, juga menyerukan masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan sekitar guna mencegah kekerasan. “Kesadaran bersama adalah kunci untuk memberantas kekerasan terhadap perempuan dan anak,” katanya.
Komitmen PMKRI
Ketua PMKRI USU, Willy Simbolon, menyampaikan rasa bangganya atas suksesnya pelaksanaan webinar ini. “Kegiatan ini menjadi langkah awal untuk terus memperjuangkan hak perempuan dan anak. Kami akan melanjutkan upaya edukasi dan advokasi sebagai wujud nyata keberpihakan PMKRI kepada masyarakat kecil dan tertindas,” tegasnya. (Agung)