OJK Sumut Akan Lakukan Sosialisasi Literasi dan Inklusi Keuangan Kepada Kaum Ibu
2 min readBlinkiss.id, Medan
Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) akan menyasar kaum ibu-ibu atau perempuan sebagai upaya meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di wilayah Sumatera Utara.
“Edukasi kepada kaum perempuan lebih memudahkan penyebaran jika dibanding kaum bapak-bapak atau Lelaki,” tutur Khoirul Muttaqien, selaku Kepala Kantor OJK Provinsi Sumatera Utara pada Rundown Kegiatan Brunch With Media 2024 yang diikuti para wartawan bertempat di Bel Mondo Cafe, Kamis (15/8/2024), Jalan Teuku Daud, Medan
Muttaqien bertemu wartawan dalam acara Media Update Kantor OJK Provinsi, bertajuk
“Optimalisasi peran OJK daerah melalui sinergitas media partner”.
Saat itu Muttaqien yang baru dua bulan menjabat di daerah ini didampingi Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan Wan Nuzul Fachri, Deputi Direktur Pengawasan LJK 2 Anton Purba dan Deputi Direktur Layanan Manajemen Strategis Yusri.
Muttaqien menjelaskan sasaran program literasi keuangan OJK Sumut yakni ke Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), penyandang disabilitas, perempuan (ibu-ibu), diwilayah Tertinggal, Terdepan dan Terluar (3 T) dan pekerja migran.
“Maka literasi ke perempuan adalah merupakan sasaran target literasi dan inklusi keuangan yang dilakukan oleh OJK,” terangnya.
Lebih lanjut disampaikan dia, kalau dilihat perbandingan indeks literasi keuangan kaum perempuan lebih tinggi dari kaum lelaki dengan skala perbandingannya yakni perempuan 66,75 persen dan laki – laki sebesar 64,14 persen. “Yang artinya basic pengelolaan keuangan ada pada kaum ibu-ibu,” ucapnya.
Sementara untuk edukasi tentang produk keuangan seperti pinjaman online ilegal, investasi ilegal, kalau kaum perempuan lebih cepat menyebar dari mulut ke mulut di banding kaum lelaki. “Kalau edukasi ke laki-laki, penyebarannya tidak secepat kepada perempuan,” paparnya.
Lanjutnya, kalau dilihat secara nasional, indeks literasi keuangan lebih rendah dari inklusi keuangan sehingga banyak yang merasakan kerugian di saat mengakses pada sektor jasa keuangan tersebut, yang umunya lebih cepat mengakses produk keuangan tanpa memahami secara detail tentang produk (literasi yang rendah).
Sebagai perbandingan peningkatan setiap tahunnya yakni tahun 2016, indeks literasi keuangan 29,70 persen dengan inklusi 67,80 persen. Tahun 2019, indeks literasi keuangan 30,03 persen dengan inklusi 76,19 persen. Selanjutnya tahun 2022, indeks literasi keuangan 49,08 persen dengan inklusi 85,10 persen. Tahun 2023, indeks literasi keuangan mencapai 65,42 persen dengan inklusi 75,02 persen.
Ditambahkan Muttaqien hal ini untuk mewujudkan fungsi pelayanan publik, OJK akan rutin melakukan sosialisasi terkait produk serta jasa keuangan dengan pengetahuan keuangan umum ke berbagai lapisan masyarakat di Sumatera Utara.
“Upaya tersebut dilakukan secara roadshow ke seluruh kabupaten dan kota di wilayah Sumatera Utara,” ucapnya.
Selama periode Januari hingga Juli tahun 2024, Kantor OJK Provsu telah mengadakan sebanyak 102 kegiatan edukasi keuangan yang berhasil merangkum partisipasi lebih dari 23.733 peserta di wilayah Sumatera Utara dengan jangkauan 23 kab/kota. (JB Rumapea)