Sektor Jasa Keuangan Sumut Stabil Didukung Permodalan Likuiditas
2 min readBLINKISS.ID, MEDAN
Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 5 Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) menilai sektor jasa keuangan di Sumatera Utara (Sumut) hingga Agustus tercatat tetap terjaga stabil dengan permodalan yang kuat dan likuiditas yang memadai serta kinerja intermediasi yang baik, di tengah masih tingginya ketidakpastian perekonomian dan pasar keuangan global.
Pada triwulan II 2023, perekonomian Sumut terpantau tumbuh sebesar 5,19 persen yoy (meningkat dibandingkan triwulan 1 2023: 4,87 persen yoy). Hal ini terutama ditopang oleh perbaikan permintaan domestik dan konsumsi pemerintah yang mulai melanjutkan berbagai proyek infrastruktur daerah serta proyek strategis nasional.
Namun demikian, terdapat beberapa potensi risiko yang perlu diwaspadai karena dapat berdampak pada pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara, seperti tertahannya permintaan ekspor dan koreksi harga komoditas unggulan Sumut dampak perlambatan ekonomi global, pengetatan kebijakan moneter negara maju sebagai respon dari ketatnya pasar tenaga kerja, serta ketidakpastian pasar keuangan global yang merambat pada perekonomian domestik.
Sejalan dengan pemulihan ekonomi yang terus berlangsung, stabilitas sistem keuangan di Sumut tetap dapat terjaga baik dengan buffer permodalan dan likuiditas perbankan yang diperkirakan mampu menyerap risiko yang muncul. OJK juga telah meminta perbankan dan perusahaan pembiayaan untuk terus membentuk pencadangan yang memadai untuk mengantisipasi berbagai ketidakpastian yang bersumber dari perekonomian global ke depan, Sabtu (21/10/2023).
OJK juga mendukung pemulihan untuk pengembangan UMKM sebagai tulang punggung perekonomian Sumut. Berbagai upaya dilakukan OJK dan Pemerintah Daerah dalam memperkuat kapasitas UMKM, diantaranya dengan program digitalisasi dan program perluasan akses pembiayaan.
Sektor perbankan di Sumut menunjukkan stabilitas yang konsisten dengan modal yang kokoh dan likuiditas yang memadai, dengan peran intermediasi yang sedikit terbatas namun mulai menunjukkan peningkatan. Sampai Agustus 2023, total penyaluran kredit oleh bank umum di Sumut mencapai Rp250,27 triliun, masih menunjukkan penurunan sebesar -1,24 persen dibanding periode yang sama tahun lalu, namun demikian posisi saat ini sudah menggambarkan peningkatan yang cukup signifikan dibanding bulan sebelumnya yang terkontraksi cukup dalam (Juli 2023: -4,85 persen yoy).
Penyaluran kredit masih didominasi oleh kredit produktif dengan porsi sebesar 70,68 persen dengan pertumbuhan sebesar -4,85 persen yoy yang meskipun masih terkontraksi, namun telah meningkat dibandingkan pertumbuhan di Juli 2023 sebesar -9,25% persen yoy.
Terkontraksinya pertumbuhan dipengaruhi oleh distribusi kredit di sektor kelapa sawit (perkebunan dan pengolahan) yang lebih moderat sepanjang tahun 2023, namun mulai menunjukkan perbaikan signifikan pada Agustus 2023 khususnya pada sektor pengolahan sawit (minyak goreng) yang bertumbuh positif sebesar 5,08 persen yoy setelah sebelumnya terkontraksi cukup dalam pada Juli 2023 sebesar -13,78 persen yoy.
Hal ini mengindikasikan aktivitas dunia usaha di sektor pengolahan sawit mulai melakukan ekspansi setelah sebelumnya berada dalam fase wait and see.
Dalam upaya untuk mendukung pembiayaan dan meningkatkan kualitas industri kelapa sawit di Sumut, OJK bekerja sama dengan Bank Sumut dan Himbara secara rutin dalam setiap triwulan melakukan business matching guna mengeksplorasi potensi kerja sama antara petani kelapa sawit, perusahaan kelapa sawit, Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), dan Lembaga Jasa Keuangan (LJK). (JB Rumapea)