Indonesia Bertekad Menjadi Pusat Ekonomi Syariah

Blinkiss.id, Jakarta
Indonesia bertekad menjadi pusat ekonomi syariah (eksyar) dunia pada 2029. Kolaborasi lintas sektor demi memperkuat rantai nilai halal, pembiayaan syariah yang inklusif serta adaptif, juga peningkatan literasi dan inklusi eksyar yang berakar pada nilai-nilai luhur Islam menjadi kunci guna mewujudkan ikhtiar.
Hal ini mengemuka melalui Sarasehan Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah: Refleksi Kemerdekaan RI Tahun 2025 dengan tema ‘Menjadikan Indonesia Pusat Ekonomi Syariah Dunia’ di Jakarta.
Acara dihadiri oleh Wakil Presiden Republik Indonesia ke-13 sekaligus tokoh eksyar nasional, K.H Ma’ruf Amin, Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani, Kepala Badan Pembangunan Nasional (Bappenas) RI, Rachmat Pambudy, dan Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Abbas.
Lewat sesi Leaders Insight, Gubernur BI, Perry Warjiyo, menyampaikan enam inisiatif strategis nasional guna mendukung transformasi eksyar. Inisiatif pertama, Gerbang Santri (Gerakan Pengembangan Pesantren dan Rantai Nilai Halal) untuk memperkuat kemandirian ekonomi pesantren sehingga dapat menjadi bagian dari rantai ekosistem halal. Kedua, JAWARA Ekspor (Jaringan Wirausaha Syariah Mendorong Ekspor), meningkatkan ekspor produk halal dengan membangun integrasi sistem informasi pendukung ekspor halal, sinergi penguatan akses pasar, dan penguatan kerja sama internasional sektor perdagangan produk halal.
Ketiga, yaitu GEMA Halal (Gerakan Berjamaah Akselerasi Halal), dilakukan mengakselerasi rantai nilai halal, melalui peningkatan produk bersertifikasi halal. Sebagai upaya mendorong pertumbuhan pembiayaan syariah, Bank Indonesia juga menggagas inisiatif keempat dan kelima, yaitu SAPA Syariah (Sinergi Perdagangan dan Pembiayaan Syariah) dan KANAL ZISWAF (Kolaborasi Nasional Pengembangan Zakat, Infak, Sedekah, dan Wakaf), Selasa (13/8/2025)
Adapun inisiatif keenam, LENTERA EMAS (Literasi dan Inklusi Ekonomi Syariah menuju Indonesia Emas) difokuskan pada berbagai program literasi untuk meningkatkan pemahaman masyarakat.
Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani menekankan pentingnya sektor keuangan syariah yang kuat untuk mendukung komitmen Indonesia menjadi pusat ekonomi syariah dunia. Pangsa aset keuangan syariah yang saat ini mencapai sebesar 51,42%, perlu terus ditingkatkan terutama pada instrumen keuangan syariah yang inklusif serta berkelanjutan seperti SUKUK hijau dan cash waqf – linked Sukuk (CWLS).
Pada kesempatan sama, Wakil Ketua Umum MUI, Anwar Abbas, menegaskan bahwa eksyar merupakan manifestasi nilai keadilan, kemaslahatan, dan keberkahan. Dalam mendukung pencapaian Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029, MUI berkomitmen untuk meningkatkan daya saing industri dan UMKM halal, mendorong ekspor produk halal berdaya saing global, memperkuat ekosistem halal termasuk percepatan sertifikasi halal, memperluas peran keuangan syariah guna mendukung perekonomian nasional, serta mengoptimalkan pemanfaatan dana sosial syariah (ZISWAF) untuk pelindungan sosial dan peningkatan kesejahteraan umat.
Sejalan dengan itu, Wakil Presiden RI ke-13 K.H. Ma’ruf Amin memaparkan tiga langkah strategis untuk memperkuat eksyar Indonesia. Pertama, menginisiasi pembentukan Undang-Undang eksyar sebagai landasan hukum dalam menavigasi arah pengembangan eksyar di Tanah Air. Kedua, meningkatkan literasi eksyar dan memperdalam inklusi keuangan syariah agar manfaatnya dirasakan lebih luas oleh masyarakat. Ketiga, memperkuat kelembagaan, yang salah satunya telah diwujudkan melalui transformasi Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) menjadi Badan Eksyar.
Upaya mewujudkan Indonesia sebagai pusat eksyar dunia telah menunjukkan perkembangan yang positif. Indonesia telah mampu menjadi rujukan dunia, khususnya pada sektor modest fashion, makanan halal, dan pariwisata ramah muslim. Laporan State of the Global Islamic Economy (SGIE) 2024/2025 menunjukkan Indonesia saat ini menduduki peringkat tiga dalam ekosistem eksyar global.
Capaian ini diharapkan terus meningkat seiring dengan kontribusi Produk Domestik Bruto (PDB) syariah yang diharapkan mencapai 56,11% pada 2029. Hal ini sejalan dengan arah kebijakan pembangunan nasional ekonomi dan keuangan syariah sekaligus menjadi fokus prioritas yang tercantum dalam RPJMN 2025 – 2029, Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025 – 2045, serta visi besar AstaCita menuju Indonesia Maju.
Sarasehan Nasional Eksyar sebagai forum strategis untuk memperkuat komitmen dan keselarasan arah kebijakan antar pemangku kepentingan dalam pengembangan eksyar. Kegiatan ini diselenggarakan oleh MUI berkolaborasi dengan Bank Indonesia dan sejumlah Kementerian/Lembaga di bawah Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), serta mitra strategis eksyar nasional. Forum ini diharapkan menjadi upaya bersama dalam mempertemukan pandangan, inisiatif, dan strategi pengembangan eksyar Indonesia dari berbagai elemen. Melalui forum ini, komitmen gerakan nasional eksyar ditegaskan kembali sebagai bagian integral dari strategi transformasi ekonomi bangsa yang berkelanjutan. (JBR/15)