Sutrisno Pangaribuan Dorong PDIP Tegakkan Disiplin Internal dan Pecat Kader Perusak Partai

JAKARTA, BLINKISS – Kader PDI Perjuangan, Sutrisno Pangaribuan, menyambut pengesahan kepengurusan baru Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP periode 2025–2030 dengan menyerukan agar partai lebih tegas menegakkan disiplin. Ia menegaskan, soliditas internal merupakan syarat mutlak bagi PDIP untuk terus meraih kemenangan politik.
Sebelumnya, Menteri Hukum Supratman Andi Atgas bersama Dirjen Administrasi Hukum Umum (AHU) Widodo menyerahkan dua Surat Keputusan (SK) kepada Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto di Jakarta, Kamis (11/9/2025). SK tersebut berisi pengesahan perubahan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) PDIP serta pengesahan perubahan struktur, komposisi, dan personalia DPP PDIP masa bakti 2025–2030.
Menurut Sutrisno, pengesahan itu menjadi penegasan bahwa upaya pihak-pihak yang mencoba mengganggu Kongres VI PDIP gagal total. Karena itu, ia mendorong DPP segera menegakkan aturan partai dengan langkah-langkah tegas.
“Partai harus berani memecat kader yang tidak loyal, berkhianat demi kepentingan pribadi, atau merusak nama baik partai dengan tindakan korupsi maupun penyalahgunaan kekuasaan,” kata Sutrisno, Sabtu (13/9/2025).
Ia lalu merinci sejumlah kategori kader yang semestinya diberi sanksi tegas:
- Kader yang tidak mendukung calon presiden, wakil presiden, maupun calon kepala daerah yang diusung PDIP.
- Kader yang bekerja sama dengan partai lain demi kepentingan pribadi di Pileg.
- Kader legislatif yang justru menjadi penyedia jasa proyek pemerintah atau menerima fee dari proyek.
- Kader yang melakukan pemerasan, intimidasi, atau permintaan hadiah terkait perizinan.
- Kader yang memfasilitasi gerakan dari luar partai untuk menyebarkan fitnah, kebencian, dan disinformasi.
- Kader yang berhubungan dengan mantan kader yang telah dipecat untuk melemahkan soliditas partai.
- Kader yang menggalang dukungan untuk memakzulkan Ketua DPRD dari PDIP.
- Kader yang melakukan korupsi, memakai narkoba, melakukan kekerasan terhadap anak dan perempuan, perambahan hutan, pelanggaran HAM, atau perusakan lingkungan.
- Kader yang tidak mendukung kepala daerah atau Ketua DPRD dari PDIP dan justru menyerangnya di ruang publik.
- Kader yang menghasut sesama kader untuk memilih atau tidak memilih calon tertentu dalam forum internal partai.
Menurut Sutrisno, sejarah panjang PDIP menunjukkan partai selalu ditempa oleh berbagai tekanan, namun tetap solid. “Tidak ada tempat di PDI Perjuangan bagi penghianat bangsa dan partai. Soliditas adalah kunci kemenangan PDIP di setiap Pemilu,” tegasnya. (Agung)