26 September 2025

Blinkiss ID

Berita dan Video Kilat Terkini

Selamatkan Pesisir Mundam-Dumai, Riau, UPER Galang Kolaborasi dengan Industri dan Pemda

Blinkiss.id, Jakarta

Abrasi pesisir di Provinsi Riau kian mengkhawatirkan. Hampir seperempat dari total garis pantai sepanjang 2.090 kilometer telah terkikis (DLHK Riau, 2024).

Survei yang berkelanjutan Universitas Pertamina (UPER), PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) RU II Dumai, juga Pemerintah Kota (Pemko) Dumai menemukan penyusutan dramatis di Kelurahan Mundam: jarak antara pemukiman warga dan garis pantai yang semula sekitar 250 meter kini hanya tersisa lima meter. Warga hidup dalam kecemasan setiap kali gelombang pasang datang, khawatir rumah dan lahan mereka tersapu air laut.

Kondisi di wilayah Riau yang mencerminkan tantangan lebih luas secara nasional. Peta Mangrove Nasional 2023 mencatat Indonesia memiliki 3,4 juta hektare hutan mangrove—terluas di dunia—namun sekitar 1 juta hektare telah hilang dalam dua abad terakhir, setara 13 kali luas Singapura (Ilman, 2016), Rabu (24/9/2025).

Kehilangan memperparah risiko abrasi yang juga menimbulkan kerugian ekonomi miliaran rupiah dari sektor perikanan dan pariwisata.

Untuk menjawab situasi kritis ini, UPER yang berkolaborasi dengan KPI RU II Dumai dan Pemerintah Kota Dumai menginisiasi Gerakan Penanaman Mangrove di sepanjang pesisir Mundam. Program ini melibatkan warga, mahasiswa, dan pelajar setempat, sekaligus memperkuat partisipasi publik dalam menjaga ekosistem.

Wakil Wali Kota Dumai, Sugiyarto, menegaskan pentingnya peran generasi muda dalam gerakan tersebut.

“Inisiatif ini bukan hanya menjaga lingkungan, tetapi juga membentuk karakter generasi peduli. Kolaborasi sektor pendidikan, industri, dan pemerintah diharapkan menciptakan pesisir yang tangguh dan berkelanjutan,” ungkapnya.

Sebagai wujud nyata pendidikan berkelanjutan, UPER melibatkan dosen dari program studi Manajemen, Teknik Sipil, dan Kimia untuk merancang materi edukasi tentang abrasi dan pemeliharaan mangrove. Kegiatan edukasi ini diikuti warga Mundam, mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Dumai, dan siswa SMP Negeri 20 Mundam.

Namun, tantangan masih besar. Selain memicu abrasi, gelombang ombak terus menggerus pesisir dan memengaruhi kesehatan ekosistem mangrove. Di beberapa titik bekas penanaman, pohon mangrove tak mampu bertahan karena kondisi tanah yang masih terlalu berlumpur dan terus diterpa gelombang.

KPI RU II Dumai, melalui tim Agent of Change (AOC) KPI RU II Dumai sebagai pelaksana kegiatan, menjelaskan langkah inovatif untuk menjawab masalah abrasi.

“Gelombang harus diredam lebih dulu sehingga bibit mangrove punya kesempatan tumbuh optimal. Untuk itu, kami merancang pemecah ombak dari limbah ban mobil sebagai upaya mendukung keberhasilan rehabilitasi kawasan,” papar Syahril Aditya Ginanjar, Ketua Tim Pelaksana AOC KPI RU II Dumai.

Puncak kegiatan ditandai dengan penanaman ratusan bibit mangrove secara serentak di sepanjang lima kilometer pesisir Mundam. Dalam momentum ini, masyarakat, mahasiswa, dan siswa bekerja bahu-membahu menanam bibit secara bersama-sama, menciptakan pemandangan kolaborasi lintas generasi yang sarat makna.

Aksi kolektif ini menjadi simbol kebersamaan dalam memperkuat garis pantai sekaligus memulihkan ekosistem.

Ketua pelaksana sekaligus dosen Manajemen UPER, Arif Murti Rozamuri, Ph.D., menekankan bahwa gerakan ini bukan hanya kegiatan seremonial.

“Mangrove adalah benteng alami yang melindungi warga dari abrasi sekaligus menopang ekonomi lokal. Dengan pendekatan lintas disiplin, kami memastikan kontribusi UPER berlanjut melalui pendidikan, penelitian, yang juga pendampingan masyarakat,” tambahnya.

Rektor Universitas Pertamina, Prof. Dr. Ir. Wawan Gunawan A. Kadir, M.S., IPU, menambahkan bahwa kegiatan yang merupakan implementasi nyata misi kampus dalam mendukung pembangunan berkelanjutan.

“Universitas Pertamina berkomitmen menjadi bagian dari solusi bagi tantangan bangsa, termasuk krisis lingkungan. Melalui kolaborasi seperti ini, kami ingin menyiapkan generasi muda yang bukan hanya unggul secara akademik, tetapi juga memiliki kepedulian terhadap keberlanjutan bumi,” tutur Prof. Wawan. (JBR/15)

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Translate »