Ekspor Sumut, Dongkrak Produk Kimia dan Lemak Nabati, Impor Konsumsi Barang Menurun

Blinkiss.id, Medan
Berdasarkan laporan bulanan Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara (BPS Sumut), bahea saat ini kinerja perdagangan luar negeri untuk wilayah Sumut menunjukkan tren positif sepanjang Januari–Agustus 2025.
Hal itu disampaikan Kepala Badan Pusat Statistik Sumut, Asim Saputra dihadapan para Dinas terkait dan wartawan di kantornya, Jln Asrama Medan, Kamis (2/10/2026) seraya menyampaikan bahwa nilai ekspor melalui pelabuhan muat di wilayah Sumut mencapai US$8,23 miliar, naik 20,78% dibanding periode yang sama tahun 2024 senilai US$6,82 miliar.
“Secara bulanan, ekspor pada Agustus 2025 juga mengalami kenaikan jika dibandingkan di bulan Agustus 2024, yakni dari US$1,04 miliar menjadi US$1,18 miliar, atau tumbuh 14,07% (year-on-year/YoY),” ucapnya.
Disampaika Asim, untuk golongan barang yang menopang lonjakan ekspor terbesar berasal dari Lemak dan minyak hewan/nabati naik US$920,41 juta (36,33%). Berbagai produk kimia naik US$347,30 juta (39,79%).
“Sebaliknya, di antara 10 komoditas utama, terdapat sektor yang justru melemah. Ekspor ikan dan udang turun US$2,32 juta (-1,01%) dibanding periode sama tahun lalu,” jelasnya.
Tiongkok masih menjadi mitra dagang utama dengan nilai ekspor US$1,34 miliar, disusul Amerika Serikat US$1,01 miliar dan India US$616,54 juta. Ketiga negara ini menyumbang 36,17% dari total ekspor Sumut.
“Jika dikelompokkan berdasarkan kawasan, ekspor terbesar Sumut sepanjang Januari–Agustus 2025 menuju Asia non-ASEAN, yakni senilai US$3 miliar (36,53%),” tuturnya.
Berbanding terbalik dengan ekspor, nilai impor Sumut justru mengalami kontraksi. Total impor Januari–Agustus 2025 atas dasar CIF (cost, insurance & freight) tercatat US$3,62 miliar, turun 5,10% dibanding periode sama tahun lalu senilai US$3,82 miliar.
“Secara bulanan, impor Agustus 2025 juga melemah 2,92% dibanding Agustus 2024.
Struktur Impor barang konsumsi sebanyak turun 30,73%, bahan baku/penolong sebanyak turun 4,65%, barang modal justru naik 25,89%, menunjukkan adanya peningkatan investasi di sektor produksi,” sebutnya.
Golongan barang impor yang mengalami penurunan terbesar adalah bahan bakar mineral senilai US$152,35 juta (-21,07%) dan ampas/sisa industri senilai US$53 juta (-17,06%).
“Sementara itu, barang impor dengan kenaikan tertinggi adalah mesin/peralatan listrik dengan nilai US$59,90 juta (68,82%), mencerminkan kebutuhan industri yang semakin tinggi,” imbuhnya.
Asim menambahkan Tiongkok mendominasi impor Sumut dengan nilai US$1,06 miliar (29,37%), diikuti Malaysia US$540,71 juta (14,92%) dan Singapura US$345,84 juta (9,54%).
“Dengan ekspor US$8,23 miliar dan impor US$3,62 miliar, neraca perdagangan luar negeri Sumut pada Januari–Agustus 2025 tercatat surplus sekitar US$4,61 miliar. Surplus ini memperlihatkan ketahanan perdagangan Sumut di tengah ketidakpastian ekonomi global,” sebutnya mengakhiri. (JBR/15)