FEKDI X IFSE 2025: Frugal Digital Innovation Wujudkan Transformasi Digital Inklusif yang Berkelanjutan
Blinkiss.id, Jakarta
Inovasi digital menjadi motor penggerak utama untuk memperkuat transformasi ekonomi dan keuangan digital (EKD) di Indonesia.
Inovasi yang efektif bukan hanya tentang kecanggihan teknologi, tetapi juga tentang relevansi, keterjangkauan, dan kemudahan penerapan. Frugal digital innovation merupakan inovasi yang memanfatkan digitalisasi menjadi solusi yang tepat guna, efisien, dan dapat diimplementasikan. Dukungan inovasi ini akan membawa Indonesia pada transformasi digital yang inklusif, berkelanjutan, dan berakar pada kekuatan domestik.
Dengn semangat dan optimisme yang diusung pada hari ketiga Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia dan Indonesia Fintech Summit Expo 2025 (FEKDI x IFSE 2025) di Hall B JICC Jakarta.
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo melalui Departemen Komunikasi, Ramdan Denny Prakoso menegaskan bahwa inovasi menjadi salah satu pilar utama Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2030 dalam mewujudkan ekosistem pembayaran yang cepat, mudah, murah, aman, dan andal sekaligus inklusif.
Pengembangan inovasi sistem pembayaran oleh Bank Indonesia difokuskan pada peningkatan efisiensi dan inklusivitas, upaya menjaga keseimbangan antara inovasi, manajemen risiko, dan pelindungan konsumen, serta pengembangan Digital Innovation Center (DIC) yang merupakan ruang tengah kolaborasi antara regulator, pemerintah, lembaga riset, akademisi, dan industri. DIC akan mendukung pengembangan inovasi digital yang berdaya saing global dan juga penguatan talenta digital yang diharapkan mendukung penyerapan tenaga kerja.
Sementata Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, menyampaikan bahwa mekanisasi teknologi memegang peran penting dalam mendorong berbagai inovasi di sektor pangan. Kemajuan suatu negara bergantung pada kemampuannya mengelola sumber daya dan meningkatkan produktivitas. Sejalan dengan itu, Perry juga menjelaskan bahwa frugal innovation menjadi kunci dalam mendekatkan produsen dan konsumen melalui optimalisasi rantai nilai. Di sektor pertanian dan pangan, frugal innovation mempersingkat rantai pasok sehingga meningkatkan produktivitas dan efisiensi.
“Biayanya sangat rendah dan meningkatkan produktivitas ekonomi kita. Dari petani sampai konsumen harganya juga rendah. Berbagai keterbatasan kita pecahkan melalui frugal innovation, yaitu melalui digitalisasi.”
Selanjutnya, masih dalam FEKDI x IFSE 2025 hari ketiga, diselenggarakan casual talk bertema Artificial Inteligence and Frugal Innovation: Jalan Baru untuk Pemberdayaan Ekonomi Inklusif. Membuka diskusi tersebut, Deputi Gubernur Bank Indonesia, Juda Agung menyampaikan bahwa saat ini yang dibutuhkan tidak hanya teknologi yang high-tech tetapi juga right-tech (teknologi tepat guna). Kombinasi antara kecerdasan artifisial (AI) yang canggih, dengan frugal innovation yang fokus pada kebutuhan dasar merupakan rumus baru untuk inklusi.
Ketika AI dan frugal innovation bersinergi, AI sebagai agen analisis aktivitas keuangan dan kebutuhan masyarakat dengan frugal innovation yang menyediakan kanal-kanal yang dapat diakses masyakarakat dapat menciptakan layanan finansial lokal yang terjangkau dan terpersonalisasi.
“Digitalisasi yang inklusif bukanlah tentang memiliki superchip atau algoritma paling rumit. Ini tentang memiliki hati dan empati. Ini tentang menggunakan teknologi untuk menyentuh hidup manusia dan memuliakan manusia. Mari kita bangun Indonesia yang financially inclusive”, tutur Juda.
Melalui rangkaian FEKDI x IFSE 2025 hari ketiga ini, diumumkan para pemenang QRIS Jelajah Budaya Indonesia (QJI) 2025 dan BI–OJK Hackathon 2025.
QJI 2025 merupakan kompetisi yang mengusung misi memperluas akseptasi pembayaran digital diiringi promosi budaya lokal dengan nuansa kreativitas generasi muda. Kompetisi ini tidak hanya mendorong perluasan pemanfaatan transaksi digital, tetapi juga mengajak generasi muda semakin mengenal dan mencintai budaya Indonesia. Kompetisi ini semakin diminati masyarakat, terlihat dari jumlah peserta tahun ini yang mencapai 8.278 peserta dari seluruh wilayah Indonesia, jauh meningkat dibanding peserta tahun lalu yang tercatat 6.618 peserta. Pemenang QJI 2025 yaitu wilayah Sumatera – Tolusan, Wilayah Sulampua – Pakanjara, Wilayah Jawa – The Proyektor, Wilayah Balinusra – Trilogy, dan Wilayah Kalimantan – QRISPi, Senin (3/11/2025)
Kompetisi BI-OJK Hackathon 2025 merupakan kolaborasi BI bersama OJK yang mengundang para inovator untuk berkarya menghadirkan solusi praktis untuk menjawab kebutuhan dan tantangan di sektor keuangan. Lomba tahun ini ditujukan untuk menjawab tiga problem statement, yaitu AI as a Service for Digital Delivered Service Export, Financial Innovations & Public Services, dan Risk Management & Consumer Protection. Hackathon bukan sekedar perlombaan, namun lebih jauh lagi, menjadi upaya pengembangan talenta digital Tanah Air yang inovatif dan berdaya saing menuju Indonesia Emas 2045.
Total 2.336 orang mendaftar dalam BI-OJK Hackathon 2025 dan selanjutnya diterima 743 proposal inovasi, lebih banyak dibandingkan tahun sebelumnya yaitu 457 proposal. Pemenang BI–OJK Hackathon 2025 untuk kategori Profesional yaitu Dewantara, Meaningful Intelligence, dan Niriksagara, sementara untuk kategori Mahasiswa yaitu MTAF Impact, KancaKids, dan Chain Intelligence, selengkapnya pada lampiran.
Di akhir FEKDI x IFSE 2025, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti, mengapresiasi dukungan dan komitmen seluruh pihak terhadap digitalisasi ekonomi dan keuangan Indonesia. Kegiatan ini bukan hanya ajang kolaborasi antara Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, dan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, tetapi juga manifestasi nyata dari semangat whole of nation approach – kolaborasi lintas otoritas, industri, akademisi, dan masyarakat. Gelaran tahun ini menjadi wadah kolaborasi yang semakin luas, dengan melibatkan juga Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah, Kementerian Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Komunikasi dan Digital, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, dan otoritas lainnya, serta berbagai asosiasi di sektor keuangan.
Mari terus dukung sinergi, inovasi, dan inisiatif kebijakan dalam membangun ekosistem ekonomi dan keuangan digital untuk bersama menuju Indonesia Emas 2045. (JBR/15)
