20 September 2024

Blinkiss ID

Berita dan Video Kilat Terkini

Amnesty International Indonesia Mengecam Konflik Agraria di Seruyan, Kalimantan Tengah

2 min read

Jakarta, blinkiss.id – Amnesty International Indonesia mengutuk peristiwa konflik agraria yang terjadi di Desa Bangkal, Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah, yang mengakibatkan satu warga tewas akibat diduga tertembak. “Kami mengutuk penggunaan kekerasan yang terjadi antara aparat negara dan warga sipil terkait konflik agraria, kali ini terjadi di Seruyan, sehingga menimbulkan korban jiwa, korban luka-luka, dan puluhan warga ditangkap,” ujar Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid, dalam keterangan tertulis, Selasa (10/10/2023).

Usman menyatakan bahwa polisi dan pihak berwenang harus melakukan penyelidikan yang independen dan adil untuk memastikan apa yang sebenarnya terjadi di Seruyan. “Apakah ada tindakan aparat kepolisian yang tidak sesuai dengan protokol, standar internasional, dan nasional tentang penggunaan kekuatan oleh penegak hukum,” katanya.

Aparat yang terlibat dalam pengerahan kekuatan berlebihan terhadap warga Bangkal harus diadili dan dihukum, terutama aparat yang memberi perintah terkait penembakan yang diarahkan kepada penduduk sipil, tambahnya.

“Kami juga mendorong semua pihak yang terlibat dalam konflik agraria seperti yang terjadi di Seruyan untuk mempertimbangkan pendekatan dan solusi yang adil dan tidak merugikan masyarakat setempat,” ujar Usman Hamid. “Pendekatan konstruktif adalah satu-satunya cara untuk mengatasi konflik agraria yang mempengaruhi masyarakat lokal dan petani setempat, termasuk pelibatan bermakna masyarakat lokal yang terdampak perkebunan sawit di Seruyan,” katanya lagi.

Sebelumnya dilaporkan, seorang warga tewas diduga tertembak, dan satu orang lainnya mengalami luka berat dalam bentrokan antara warga Bangkal dan polisi di perusahaan perkebunan sawit, PT Hamparan Masawit Bangun Persada 1 di Desa Bangkal, Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah pada Sabtu, 7 Oktober 2023. Kabid Humas Polda Kalimantan Tengah, Kombes Erlan Munaji, membenarkan terjadinya bentrokan tersebut.

Menurut versi polisi, sejumlah warga mengadang aparat sambil membawa katapel dan tombak, sehingga terpaksa diamankan. Namun, warga tidak menerima tindakan tersebut, sehingga terjadi perlawanan dan penyerangan terhadap petugas. Bentrokan tak terelakkan, dan akibatnya, satu orang warga tewas diduga tertembak, sedangkan satu orang lainnya mengalami luka berat.

Facebook Comments Box
Translate »