BI: Defisit Transaksi Berjalan Kuartal II US$ 3 M Setara 0,9% dari PDB
2 min readBlinkiss.id, Jakarta
Bank Indonesia (BI) telah mencatat transaksi berjalan defisit yang rendah. Pada triwulan II-2024, transaksi berjalan mencatat defisit US$ 3 miliar atau 0,9 persen dari PDB.
Defisit tersebut lebih baik dibandingkan dengan defisit US$ 2,4 miliar dolar AS (0,7% dari PDB) pada triwulan I-2024. Namun, defisit ini jauh lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pada triwulan II-2023, defisit transaksi berjalan tercatat sebesar US$ 1,9 miliar atau 0,5 persen dari PDB.
Sejalan dengan defisit ini, Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengungkapkan kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal II-2024 membaik dan mendukung ketahanan eksternal, meski masih dalam posisi defisit.
“NPI pada kuartal II-2024 menunjukkan perbaikan dengan mencatat defisit US$ 600 juta, lebih rendah dibandingkan dengan defisit US$ 6 miliar pada Kuartal I-2024,” sebut Erwin melalui rilis Kamis (22/8/2024).
Di sisi neraca perdagangan, BI mencatat surplus barang meningkat, dikontribusikan oleh defisit neraca perdagangan migas yang menurun serta surplus neraca perdagangan nonmigas yang relatif stabil.
Ekspor nonmigas yang tumbuh positif didukung oleh perbaikan harga komoditas juga permintaan dari mitra dagang utama, sementara impor nonmigas relatif stabil dipengaruhi aktivitas ekonomi domestik terjaga.
“Defisit neraca jasa terus meningkat dipengaruhi oleh defisit jasa perjalanan (travel) seiring pelaksanaan ibadah haji 2024. Defisit neraca pendapatan primer juga lebih tinggi dipengaruhi oleh pembayaran dividen dan bunga/kupon sesuai pola triwulanan,” papar Erwin.
BI juga mencatat posisi cadangan devisa pada akhir Juni tercatat tetap tinggi sebesar US$ 140,2 miliar, atau setara atas pembiayaan 6,2 bulan impor serta pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Ditambahkan Erwin bahwa kinerja transaksi modal dan finansial membaik di tengah tingginya ketidakpastian pasar keuangan global.
“Transaksi modal dan finansial mencatat surplus 2,7 miliar dolar AS pada triwulan II 2024, dari sebelumnya defisit 1,6 miliar dolar AS pada triwulan I 2024,” imbuhnya.
Kinerja positif ini terutama ditopang oleh aliran masuk modal asing pada investasi portofolio di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi.
Diungkapkan Erwin, Investasi langsung tetap membukukan surplus seiring dengan optimisme investor terhadap prospek ekonomi dan iklim investasi domestik yang terjaga. Investasi lainnya mencatat penurunan defisit dipengaruhi oleh penurunan investasi swasta pada beberapa instrumen finansial luar negeri, di tengah peningkatan pembayaran utang luar negeri swasta sesuai jadwal.
“Ke depan, Bank Indonesia senantiasa mencermati dinamika perekonomian global yang dapat memengaruhi prospek NPI dan terus memperkuat respons bauran kebijakan yang didukung sinergi kebijakan yang erat dengan Pemerintah dan otoritas terkait guna memperkuat ketahanan sektor eksternal,” tambah Erwin.
Dia menegaskan NPI 2024 diprakirakan terjaga dengan transaksi berjalan dalam kisaran defisit rendah sebesar 0,1% sampai dengan 0,9% dari PDB. Neraca transaksi modal dan finansial diprakirakan tetap mencatatkan surplus didukung oleh peningkatan aliran masuk modal asing baik dalam bentuk Penanaman Modal Asing (PMA) maupun investasi portofolio sejalan dengan persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian nasional dan imbal hasil investasi yang menarik.