BI Sumut, Kinerja Perbankan di Sumut Menunjukkan Perbaikan Perekonomian Secara Signifikan
3 min readBlinkiss.id, Medan
Dalam rangka menyambut Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025, bahwa Perekonomian Provinsi Sumatera Utara (Sumut) hingga pada 19 Desember 2024 menunjukkan kinerja yang cukup signifikan
Hal ini dibenarkan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi (KPw BI) Sumut, IGP Wira Kusuma di hadapan para wartawan, Jumat (20/12/2024).
Pada Triwulan III 2024, pertumbuhan ekonomi Sumut mencapai 5,2%, lebih tinggi dibandingkan rata-rata wilayah Sumatera dan nasional yang berada di angka 4,95 persen.
Lanjut Wira juga menyoroti peningkatan ekspor, secara khusus produk CPO (minyak sawit mentah), yang menjadi salah satu sumber pendapatan utama Sumut.
Selain itu, konsumsi rumah tangga tetap tinggi, didorong oleh berbagai acara seperti pemilihan kepala daerah (Pilkada) dan Pekan Olahraga Nasional (PON). Namun, investasi menunjukkan tren melandai, dengan pertumbuhan sekitar 4,38%, yang mungkin disebabkan oleh sikap wait and see dari pelaku usaha pasca Pilkada serentak 2024.
Dalam upaya mengatasi inflasi dan deflasi, BI Sumut telah melakukan berbagai inisiatif sepanjang tahun 2024, termasuk Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan dengan kolaborasi bersama pemerintah daerah untuk menjaga stabilitas harga dan ketersediaan pasokan.
Pada kaleidoskop tahun 2024, dengan mengidentifikasi adanya beberapa komoditas pangan yang menjadi penyumbang utama inflasi di wilayah Sumut.
Komoditas tersebut sebagai penyumbang utama yakni,
Cabai merah, Tomat, Bawang merah, Telur ayam ras, Daging ayam.
Dijelaskan Wira lagi, pada awal tahun, komoditas seperti cabai merah, tomat, dan bawang merah memberikan kontribusi signifikan terhadap inflasi. Meskipun panen melimpah sempat menekan inflasi selama beberapa bulan, berakhirnya masa panen menyebabkan harga komoditas tersebut kembali meningkat.
Selain itu, telur ayam ras dan daging ayam juga tercatat sebagai komoditas yang mendorong inflasi di Sumatera Utara.
Menghadapi tantangan kedepan, lanjut Wira Kusuma menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah daerah, Bank Indonesia, dan pemangku kepentingan lainnya untuk menjaga stabilitas harga, terutama menjelang hari besar keagamaan seperti Natal dan Tahun Baru.
Upaya pengendalian inflasi dilakukan melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) dan kerangka 4K, yang mencakup keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, serta komunikasi efektif.
Selain itu, fenomena cuaca seperti El Niño juga disebut sebagai faktor yang dapat mempengaruhi produksi hortikultura, sehingga perlu diantisipasi untuk menjaga kestabilan harga pangan di Sumatera Utara.
BI Sumut juga telah merumuskan berbagai strategi untuk menghadapi tantangan perekonomian ke depan. Berikut adalah beberapa langkah yang diambil:
- Pengendalian Inflasi: BI Sumut memperkuat kolaborasi dengan pemerintah daerah melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP). Langkah ini bertujuan merumuskan tindakan antisipatif yang efektif dalam pengendalian inflasi, terutama menghadapi potensi inflasi yang disebabkan oleh kenaikan harga produk dan jasa impor.
- Pembangunan Infrastruktur: Mendorong pembangunan infrastruktur untuk mengatasi disparitas pertumbuhan antar wilayah, khususnya dengan mendukung terbentuknya aglomerasi industri dan pengembangan destinasi pariwisata unggulan.
- Hilirisasi Industri: Mendorong aglomerasi industri untuk meningkatkan nilai tambah produk melalui hilirisasi, sehingga dapat meningkatkan daya saing dan kontribusi terhadap perekonomian daerah.
- Ekonomi dan Keuangan Hijau: Mengembangkan ekonomi dan keuangan hijau dengan mendorong adopsi praktik berkelanjutan oleh pelaku bisnis serta optimalisasi pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT).
- Digitalisasi Sistem Pembayaran: Memperkuat sinergi untuk mendukung pemerataan akseptansi digital dalam sistem pembayaran, guna meningkatkan inklusi keuangan dan efisiensi transaksi.
6. Pemberdayaan UMKM: Mengoptimalkan peran ‘local champion’ sebagai model dalam implementasi praktik terbaik, serta melaksanakan capacity building dan pendampingan yang terfokus kepada pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Selain itu, BI Sumut juga menyadari tantangan dari sisi global, seperti berlanjutnya konflik geopolitik, kenaikan suku bunga global, pelemahan ekonomi negara mitra dagang utama, serta risiko cuaca ekstrem akibat anomali iklim. Oleh karena itu, sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan Bank Indonesia terus diperkuat untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di Sumut. (JB Rumapea)