Kalah 3-0, Tim Voli Putra Sumut Akui Kekuatan Jawa Timur
2 min readDELI SERDANG, BLINKISS – Tim voli putra Sumut harus mengakui kehebatan Jawa Timur dengan skor 3-0 di gedung voli indoor Sport Centre Sumut, Rabu (11/9/2024) di Deli Serdang.
Bermain dengan penuh semangat dan kekompakan dalam tim voli putra Sumut di set pertama kalah dengan skor 16-25. Pada set kedua tim Sumut kembali kalah 19-25. Begitu juga di set ketiga yang merupakan set penentu, kalah dengan skor 16-25.
Pelaih tim voli putra Sumut Ariyanto, usai pertandingan mengakui kehebatan tim voli putra Jawa Timur.
“Kalau dari segi permainan, mereka (tim Jatim) masih di atas, anak-anak sebenarnya bisanya, cuma mereka masih diatas,” katanya.
Menurutnya, tim asuhannya itu sudah berusaha keras. Namun itulah kemampuan maksimal yang sudah dikeluarkan anak anak asuhnya. Pada pertandingan selanjutnya, Ariyanto optimis mampu memenangkan pertandingan.
Selanjutnya, Sumut akan menghadapi Jawa Tengah (Jateng) atau Bali pada Jumat (13/9/2024). “Insya Allah, bisa kita atasi,” ujarnya.
Sementara pelatih kepala tim voli putra Jatim, Iwan Deni Setiawan mengatakan, ini merupakan kemenangan awal mereka di pertandingan awal.
“Ini modal kita bisa melawan Jateng nanti. Karena ini sistemnya setengah kompetisi, jadi harus merebut peringkat 1. Karena lawan kita di pool sebelah peringkat keempat,” ujarnya.
Mengenai raihan kemenangan ini, menurut Iwan yang disapa Cak So ini, anak-anak asuhnya disiplin servis, blok, dan lainnya. Iwan juga mengaku tidak mengadakan pelatihan daerah.
“Karena anak anak pada sibuk mengikuti kejuaraan seperti Pro Liga, Kapolri Cup, persiapan kita minim, satu minggu,” katanya.
Iwan juga mengakui tidak memiliki strategi khusus dalam pertandingan. Meskipun begitu, Ia menyebut timnya merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan.
“Kita super tim bukan superman karena superman individu,” imbuhnya.
Begitu juga saat disinggung mengenai peluang ke depan menghadapi lawan lawannya, Cak So menyatakan, semua tim berat. Namun, diakuinya di pool mereka, yang terberat adalah Jateng.
“Semua berat, karena kita kadang tersandungnya bukan karena batu besar tapi krikil,” ucapnya.
Ia juga memotivasi anak anak asuhnya dengan mengatakan PON merupakan event empat tahunan. Oleh sebab itu kesempatan langka untuk mengharumkan nama daerah harus diambil sebaik mungkin.
“Karena ketawa disini, penyesalannya empat tahun, ada yang terkahir, ada yang baru masuk, jadi, harus memanfaatkan momen ini,” tutupnya. (Gung)