20 September 2024

Blinkiss ID

Berita dan Video Kilat Terkini

Kinerja APBN Sumut Sampai Mei 2024 Tumbuh Secara Siginifikan

2 min read

Blinkiss.id, Medan

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) berdasarkan laporan kinerja APBN di Sumut hingga 31 April 2024.

Sebagai realisasi dari pendapatan negara di Provinsi Sumut hingga 31 Mei 2024 mencapai Rp 14,52 triliun atau sekitar 32,31 persen dari target yang telah ditetapkan.

Namun, jika dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu, realisasi pendapatan ini mengalami kontraksi sebesar 17,16 persen. “Sumber utama pendapatan negara adalah penerimaan perpajakan yang mencapai Rp12,34 triliun atau 31,56 persen dari target. Pendapatan ini mengalami kontraksi sebesar 16,64 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Jenis pajak dengan pertumbuhan tertinggi adalah Pajak Penghasilan (PPh) final yang menunjukkan pertumbuhan sebesar 30 persen,” urai Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Sumatera Utara I (Kanwil DJP Sumut I), Arridel Mindra di hadapan para wartawan yang digelar di Gedung Keuangan Negara (GKN) Provinsi Sumut.

Kegiatan ikut dihadir, Kepala Kanwil DJPb Sumut, Kanwil DJBC Sumut, Kanwil DJKN Sumut, Kepala Kanwil DJP Sumut dan Kepala Balai Diklat Keuangan Medan tersebut, Jumat (28/6/2024).

Lanjut Arridel Mindra, juga menyampaikan penerimaan kepabeanan dan cukai juga memberikan kontribusi terhadap pendapatan negara. Bea masuk mencapai Rp 242,98 miliar, tumbuh signifikan sebesar 132,23 persen (yoy). Akan tetapi bea keluar mengalami kontraksi sebesar 6929,74 persen (yoy) dengan total penerimaan Rp 44,39 miliar.

Penerimaan cukai mencapai Rp58,15 miliar, mengalami kontraksi sebesar 50,13 persen (yoy). Sedangkan untuk realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) mencapai Rp 1.230,24 miliar atau 64,07 persen dari target, tumbuh 5,23 persen (yoy).

Ditambahkan dia lagi, realisasi belanja negara di Sumut hingga 31 Mei 2024 mencapai Rp24,95 triliun atau 36,52 persen dari pagu anggaran. Jika dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu, realisasi belanja ini tumbuh sebesar 14,57 persen. Belanja negara terdiri dari belanja pemerintah pusat dan transfer ke daerah. Realisasi belanja pemerintah pusat mencapai Rp 8,72 triliun atau 36,14 persen dari pagu anggaran, tumbuh 22,22 persen (yoy).

“Belanja pegawai tumbuh sebesar 14,35 persen (yoy), dengan realisasi mencapai Rp 4,04 triliun. Belanja barang tumbuh sebesar 37,74 persen (yoy), dengan realisasi Rp3,72 triliun. Namun, belanja modal mengalami kontraksi sebesar 8,61 persen (yoy), dengan realisasi Rp925,58 miliar. Belanja bantuan sosial tumbuh signifikan sebesar 98, 4 persen (yoy), dengan realisasi Rp 21,99 miliar,” rincinya menambahkan.

Sementara untuk Transfer ke Daerah (TKDD) mencapai Rp 16,23 triliun atau 36,73 persen dari total anggaran TKDD, tumbuh 10,84 persen (yoy). TKDD terdiri dari Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) Nonfisik, Dana Desa, dan Dana Insentif Fiskal.

“Defisit APBN di Sumut hingga 31 Mei 2024 mencapai Rp 10,43 triliun, yang terkontraksi sebesar 145,31 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Defisit ini terutama disebabkan oleh terkontraksinya pendapatan negara di Sumut, sementara realisasi belanja mengalami pertumbuhan yang signifikan,” imbuhnya.

Dimana kementerian Keuangan terus mendorong percepatan implementasi kredit juga dari segi pembiayaan bagi UMKM di Sumut sebagai bagian dari upaya pemulihan ekonomi daerah,” paparnya lagi.

Hingga 31 Mei 2024, penyaluran Ultra Mikro (UMi) di Sumut telah disalurkan kepada 41.639 debitur dengan total penyaluran mencapai Rp215. 68 miliar. Hal ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 100.86 persen jika dibandingkan periode sama tahun lalu. Untuk sektor dominan penyaluran UMi adalah sektor perdagangan besar dan eceran mencapai 99.76 persen dari total penyaluran.

Facebook Comments Box
Translate »