Mahasiswa UPER Bantu Sediakan Air Bersih 150 Rumah Tangga

Blinkiss.id, BOGOR
Warga Desa Barengkok, Kabupaten Bogor, masih mengandalkan aliran sungai dan sumur berwarna keruh untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Saat musim hujan, air kerap bercampur lumpur, sementara pada musim kemarau pasokannya semakin menipis. Kondisi ini membuat masyarakat desa rentan terserang penyakit berbasis air, mulai dari diare hingga infeksi kulit.
Permasalahan ini bukan hanya dirasakan Barengkok. Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2023 menunjukkan, hanya 12,73 persen rumah tangga di Indonesia yang benar-benar menikmati layanan air bersih aman sesuai standar kesehatan.
Sementara itu, harga perangkat filter air yang mencapai Rp10 juta hingga Rp15 juta menjadi hambatan besar bagi masyarakat pedesaan untuk memperoleh akses air yang layak.
Melihat kenyataan tersebut, mahasiswa Universitas Pertamina (UPER) menghadirkan inovasi sistem sanitasi air sederhana berkapasitas 200 liter yang dinamai SABAR (Sanitasi Barengkok). Sistem ini memanfaatkan energi surya sebagai sumber tenaga pompa. Air dari sumur dialirkan ke bak penampung menggunakan pompa 12 volt dengan pasokan dari panel surya berdaya 100 watt.
“Bak penampung dilengkapi filter berbahan lokal seperti pasir silika, arang, kerikil, busa, dan pecahan genteng. Pemilihan bahan ini bertujuan agar masyarakat dapat dengan mudah memperolehnya dengan biaya terjangkau,” ungkap Zein Ali, salah satu mahasiswa perancang sistem, Minggu (7/9/2025)
Air hasil penyaringan kemudian dialirkan ke fasilitas umum menggunakan pompa listrik berbasis energi surya, diproses melalui filter sehingga berubah dari kondisi awal yang keruh, bercampur lumpur, bahkan berwarna hijau, menjadi jernih dan layak digunakan untuk kebutuhan MCK.
Dengan kapasitas drum penampung 200 liter dan pompa listrik yang mampu beroperasi hanya dengan satu jam pengisian penuh dari panel surya, sistem SABAR diproyeksikan mampu menghasilkan suplai air bersih secara berkelanjutan setiap hari untuk warga Desa Barengkok.
Lebih dari sekadar menyediakan akses air bersih, sistem ini diharapkan mampu menekan angka penyakit berbasis air yang banyak dialami warga, terutama anak-anak dan lansia. Tim mahasiswa juga melibatkan masyarakat dalam setiap tahap, mulai dari pemasangan, pelatihan, hingga perawatan rutin.
Bob Adyari S.Si., M.I.L., dosen Teknik Lingkungan UPER sekaligus pendamping proyek, menekankan pentingnya keberlanjutan.
“Masyarakat dibekali buku panduan perawatan agar sistem tetap berfungsi optimal tanpa harus bergantung pada pihak luar,” tuturnya.
Inovasi ini merupakan bagian dari program LIGHT UP 2025, kegiatan pengabdian masyarakat Universitas Pertamina. Melalui pendekatan sustainability-oriented learning, program ini mendorong mahasiswa untuk tidak hanya menerapkan ilmu, tetapi juga menumbuhkan empati, kepedulian sosial, serta inovasi berbasis teknologi tepat guna.
“Tidak hanya memperkuat pembelajaran di ruang kelas, LIGHT UP menjadi sarana strategis mahasiswa UPER untuk berkontribusi nyata sekaligus mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). Tahun 2025, program ini berhasil menyelenggarakan 11 kegiatan pengabdian masyarakat, mulai dari inovasi teknologi, kesehatan, pendidikan, hingga ekonomi kreatif,” sebut Prof. Wawan Gunawan A. Kadir, M.S., IPU., Rektor Universitas Pertamina. (JBR/15)