1 Juni 2025

Blinkiss ID

Berita dan Video Kilat Terkini

OJK Sumut Perkuat Sektor Jasa Keuangan untuk Kesejahteraan Masyarakat

Blinkiss.id, Medan

Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sumatera Utara  (Sumut) Khoirul Muttaqien menyampaikan bahwa sektor jasa keuangan di Sumut tumbuh positif.

Hal tersebut dibenarkan pada Media Talk “Menjaga Momentum, Menyambut Bulan Literasi Keuangan 2025”, di Kantor OJK Sumut Jalan Gatot Subroto Medan, Selasa kemarin.

Muttaqien yang didampingi Direktur Lembaga Jasa Keuangan Wan Nuzul dan Direktur Pengawasan PUJK, Edukasi, Pelindungan Konsumen, dan Layanan Manajemen Strategis Yusri dan Deputi Direktur Pengawas Perilaku Lembaga Jasa Keuangan, Edukasi dan Perlindungan Konsumen Yovvi Sukandar.

Sebagai peserta Media Talk dari wartawan yang bisa meliput kegiatan OJK Provinsi Sumut.

“Mudah-mudahan dinamika saat ini membawa perubahan lebih baik. Sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto,” ungkapnya.

Lebih lanjut di sampaikan dia, bahwa pada triwulan 1 tahun 2025, pertumbuhan ekonomi Sumut sebesar 4,67 persen yoy.

“Pertumbuhan ditopang oleh ekspor yang melonjak hingga 13,88 persen utamanya kelapa sawit, kopi, rempah-rempah dan kimia,” urai Muttaqien.

Namun pertumbuhan ekonomi itu menurun dari triwulan sebelumnya (5,10 persen yoy), lebih rendah dari pertumbuhanekonomi Nasional (4,87 persen yoy).

Selain ekspor, ditambahkan Muttaqien konsumsi Rumah Tangga (RT) juga tumbuh solid diperkuat oleh momentum arus balik Natal dan Tahun Baru, mudik Idulfitri, serta diskon tarif listrik rumah tangga yang meningkatkan daya beli. Dari sisi Konsumsi Pemerintah hanya tumbuh 1,23 persem seiring dengan efisiensi, Kamis (29/5/2025)

“Selain itu, pertumbuhan impor didorong dengan barang konsumsi seperti makanan olahan dan pakaian,” jelasnya.

Muttaqien menegaskan Industri Jasa Keuangan (IJK) yakni perbankan, Industri Keuangan Non Bank (IKNB) dan Pasar Modal menunjukkan adanya peningkatan. Sektor perbankan, katanya, likuiditas bank umum berada dalam level yang lebih dari cukup dalam mengantisipasi kebutuhan masyarakat.

“Rasio kecukupan modal bank umum ataupun BPR/BPRS dalam menghadapi risiko berada dalam level yang aman,” ungkapnya.

Sektor IKNB seperti perusahaan pembiayaan mampu meningkatkan piutang pembiayaan. Di Maret 2025 sebesar 3,07 persen yoy atau mencapai Rp23,75 triliun. Begitu pula Maret 2025, penyertaan modal Ventura meningkat 21,71 persen yoy atau mencapai Rp505,12 miliar.

Fintech P2P Lending, outstanding pembiayaan pada Pebruari 2025 mencapai Rp2,83 triliun, meningkat 52,98 persen yoy.

“Kalau fintech ilegal ini cukup bagus pertumbuhannya. Tapi kalau ilegal memang bermasalah,” imbuhnya.

Pergadaian (Persero dan Swasta) menyalurkan pinjaman total Rp5,69 triliun di Pebruari 2025, meningkat 28,16 persen yoy.

“Perkembangan gadai swasta cukup bagus, sekarang di Sumut gadai swasta berizin dari OJK ada 25. Masih kita kasi kesempatan untuk gadai swasta lain urus izin”.

Lembaga Keuangan Mikro (LKM) pada Maret 2025 mampu menyalurkan pembiayaan Rp7,04 miliar atau naik 18,74 persen yoy. LKM di Sumut ada dua yakni BWM Mawardiusaalam di Tanjungmorawa dan LKM Sanuhe Fasahara Dodo di Nias. Untuk asuransi jiwa dan asuransi umum cenderung meningkat baik premi maupun klaim. Januari -Maret 2025, premi asuransi jiwa Rp2,729 triliun (meningkat 34,98 persen yoy), sedangkan klaim Rp2,089 triliun (naik 17,09 persen yoy). Asuransi umum pada Januari-Maret 2025, premi Rp713 miliar (naik 27,77 persen yoy), sedangkan klaim Rp257 miliar (naik 1,92 persen yoy).

“Sentimen masyarakat terhadap asuransi jiwa terus membaik. Penghimpunan premi mulai melanjutkan tren pertumbuhan positif. Hal ini juga diikuti dengan peningkatan klaim yang menunjukkan pencairan dana kepada nasabah terus berjalan,” jelas Muttaqien.

Sektor Pasar Modal, juga menunjukkan pertumbuhan yang pesat. Investor pasar modal terus mengalami peningkatan terlihat dari jumlah rekening SID yang semakin bertambah. Pada Maret 2025, jumlah rekening investor 634.644 rekening Single Investor Identification (SID), paling banyak dimiliki investor umur 18-25 tahun (33,92 persen).

“Banyak anak muda yang jadi investor Pasar Modal karena OJK gencar buat Galeri Investasi di kampus dan sekolah-sekolah terakhir di Pemda seperti baru diresmikan di Pemkab Langkat,” pungkasnya.

Tiga instrumen Pasar Modal itu, di Sumut mendominasi Reksadana menyusul saham.dan baru Surat Berharga Negara (SBN).” (JBR/15)

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Translate »