15 November 2024

Blinkiss ID

Berita dan Video Kilat Terkini

OJK: Tren Penurunan Suku Bunga Jadi Angin Segar untuk Pasar Modal

2 min read

Blinkiss.id, Jakarta

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut, sentimen penurunan suku bunga acuan Bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (The Fed) akan menjadi angin segar untuk investasi di pasar modal.
Seperti diketahui, The Fed diperkirakan akan menurunkan suku bunga acuan atau fed funds rate/FFR dua kali lagi di tahun ini.

Pada tanggal 19 September 2024, The Fed, untuk pertama kalinya dalam 4 tahun terakhir memotong Tingkat suku bunga, sebesar 50bps ke range baru di 4,75% – 5%.

Selain itu The Fed juga menyiratkan narasi, yang dipandang oleh para analis bahwa The Fed akan kembali menurunkan tingkat suku bunga 2x lagi sampai dengan akhir tahun 2024.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi mengatakan, berdasarkan kondisi kemarin, saat informasi The Fed akan menurunkan FFR, investor sudah melakukan pricing in di bulan Agustus dan awal September.

“Kami melihat bahwa kebijakan suku bunga The Fed akan memberikan sentimen positif di Pasar Modal Indonesia,” paparnya melalui siaran persnya, Sabut (5/10/2024).

Namun demikian, pihaknya berharap optimisme pelaku di pasar modal harus diimbangi dengan hati hati.

“Investor harus tetap mewaspadai potensi volatilitas yang masih mungkin terjadi, akibat perkembangan tensi geopolitik, pertumbuhan ekonomi global dan faktor domestic dengan berbagai sentimennya, baik positif maupun negatif,” tuturnya.

Selain itu, Ia juga mengatakan, Tren arus modal asing di Indonesia sudah dimulai sejak bulan Juni 2024 dan mulai mencatatkan pembelian sejak Januari 2024 hingga September 2024.

“Kami memandang optimis inflow asing dapat terus bertambah seiring dengan sentimen-sentimen positif seperti diperkirakannya suku bunga The Fed dan suku bunga Bank Indonesia turun pada Triwulan IV – 2024,” cetusnya.

Tercatat, hingga akhir September 2024, investor asing tercatat membukukan capital inflow, baik dipasar saham maupun EBUS secara Ytd. Di pasar saham per akhir September atau 27 September 2024 tercatat net buy sebesar Rp52.75 triliun (Ytd) dan di pasar obligasi (SBN dan obligasi korporasi) tercatat net buy sebesar Rp26,62 triliun (Ytd). (JB Rumapea)

Facebook Comments Box
Translate ยป