Orasi Ilmiah Wisuda UnimedProf. Dr. Syawal Gultom: Bangkitkan Negeri dengan Integritas

Medan, BLINKISS – Suasana haru dan kebanggaan mewarnai prosesi Wisuda Universitas Negeri Medan (UNIMED) Periode Agustus 2025, yang digelar pada 19–22 Agustus 2025 di Gedung Auditorium UNIMED. Di hadapan 2.199 lulusan dari jenjang Sarjana, Magister, hingga Doktor, bersama para orang tua, pimpinan Universitas, pimpinan Fakultas dan anggota Senat UNIMED, Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd., menyampaikan orasi ilmiah yang menggugah semangat dan nurani.
Dalam orasinya yang penuh energi dan makna, Ketua Senat UNIMED sekaligus tokoh pendidikan nasional itu menekankan bahwa keberhasilan seseorang tidak cukup dibangun dari kecerdasan dan semangat semata, tetapi harus ditopang oleh integritas yang kokoh. “Bangsa yang besar tidak cukup dibangun oleh orang-orang cerdas dan bersemangat saja, tetapi oleh pribadi-pribadi yang berintegritas,” tegas Prof. Syawal.
UNIMED, lanjutnya, patut bersyukur karena kembali mengirimkan lulusan terbaiknya ke masyarakat, tidak hanya sebagai insan intelektual, tetapi juga sebagai individu yang menjunjung tinggi nilai-nilai moral. “Kita tidak hanya mencetak lulusan yang pintar, tetapi juga yang siap menjadi agen perubahan dengan integritas sebagai kompasnya,” ujarnya dengan tegas.
Dalam bagian awal orasinya, Prof. Syawal menyentuh sisi emosional para wisudawan dengan mengingatkan perjuangan dan pengorbanan orang tua. “Selama ini kalian diurus oleh orang tua. Kini saatnya kalian mengurus mereka,” katanya. Prof Syawal mengajak para lulusan untuk menjadikan ilmu dan gelar yang telah diraih sebagai bekal untuk berguna bagi diri sendiri, keluarga, masyarakat, dan bangsa.
Prof Syawal pun mengingatkan para wisudawan/wisudawati bahwa untuk sukses kelak dalam dunia kerja tidak semata-mata karena gelar pendidikan dan nilai akademik tetapi soal karakter atau integritas Mengutip Pendapat Warren Buffett, dari Amerika yang dikenal sebagai salah satu investor paling sukses di dunia, sekaligus pendiri dan pemimpin perusahaan investasi Berkshire Hathaway:
“You’re looking for three things, generally, in a person: intelligence, energy, and integrity. And if they don’t have the last one, don’t even bother with the first two.” (Carilah tiga hal dalam diri seseorang: kecerdasan, semangat, dan integritas. Tapi jika integritas tidak ada, dua hal lainnya bisa menjadi tidak berguna). Buffett menekankan bahwa integritas adalah fondasi kepercayaan, dan tanpa kepercayaan, semua kecerdasan maupun semangat hanya akan menjadi sia-sia.
Prof. Syawal juga mengingatkan keteladanan dua tokoh besar bangsa Indonesia, seperti Bung Hatta dan Mohammad Natsir, sebagai contoh nyata bagaimana integritas dan kesederhanaan melahirkan warisan moral yang agung. Keduanya, kata Prof Syawal, hidup dalam keterbatasan tetapi dikenang sepanjang masa karena kejujuran dan konsistensi dalam berbuat benar.
Dalam kerangka pembangunan nasional yang semakin kompleks, Prof. Syawal mengingatkan kita bahwa tantangan paling mendesak di Indonesia saat ini bukan terletak pada keterbatasan kecerdasan atau institusi pendidikan, melainkan krisis integritas. Memang, Indonesia tidak kekurangan sumber daya intelektual: menurut data resmi BPS, hingga tahun 2022, tercatat 4.004 perguruan tinggi di Indonesia, yang mencakup 184 perguruan tinggi negeri dan 3.820 perguruan tinggi swasta.
Di tengah banyaknya institusi pendidikan tinggi tersebut, capaian inovasi bangsa masih menunjukkan catatan yang belum menggembirakan. Dalam Global Innovation Index (GII), Indonesia berada di peringkat 75 dari 132 negara pada tahun 2022 dan hanya berhasil naik ke peringkat 54 dari 133 negara pada 2023, meskipun jumlah perguruan tinggi banyak.
Prof. Syawal menegaskan bahwa kondisi ini terjadi bukan karena bangsa kita tidak cerdas atau kekurangan potensi, tetapi karena nilai-nilai seperti kejujuran dan tanggung jawab mulai terkikis.
Karena itu, Prof Syawal menegaskan pentingnya dunia pendidikan untuk kembali menanamkan nilai-nilai luhur sebagai fondasi utama. Penilaian yang objektif, kejujuran dalam proses belajar, dan tanggung jawab terhadap ilmu harus ditegakkan tanpa kompromi.
Menyikapi pilihan hidup para lulusan, Prof. Syawal memberikan tiga opsi realistis: menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN), bekerja di sektor swasta, atau menjadi wirausaha. Prof Syawal menegaskan, apapun jalannya, integritas harus menjadi landasan utama. “Tak perlu malu menjadi guru atau pekerja di kampung, sebagai penggerak sektor pertanian, atau sebagai kepala desa, asal dijalani dengan jujur dan penuh dedikasi. Di situlah letak kemuliaannya,” ucapnya tegas.
Menutup orasinya, Prof. Syawal menekankan bahwa integritas adalah komitmen untuk terus berbuat benar secara konsisten, berlandaskan nilai-nilai agama, hukum, budaya lokal, dan ajaran orang tua. “Jika kalian keluar dari ruangan ini dengan tekad menjaga integritas, maka saya percaya kalian semua akan sukses di tengah masyarakat. Dan bangsa ini akan kalian bangkitkan kembali,” katanya penuh keyakinan.
Sebagai penutup, Prof Syawal menyampaikan ucapan selamat dan doa terbaik bagi seluruh lulusan. “Selamat atas pencapaian kalian. Jadilah bagian dari kekuatan besar yang membangun negeri ini, bukan hanya dengan kecerdasan, tetapi dengan kejujuran dan karakter,” tutupnya. (Gung)