21 Juni 2025

Blinkiss ID

Berita dan Video Kilat Terkini

Perempuan Cipayung Plus Sumut Gelar Aksi Damai: Tegakkan Martabat Perempuan, Hentikan Kekerasan Seksual

MEDAN, BLINKISS — Sejumlah mahasiswi yang tergabung dalam Aliansi Perempuan Cipayung Plus Sumatera Utara menggelar aksi damai di Medan, sebagai bentuk keprihatinan dan protes terhadap maraknya kekerasan seksual dan pelecehan terhadap perempuan. Aksi ini juga menyikapi dugaan pelecehan verbal terhadap Ibu Kahiyang Ayu, istri Gubernur Sumatera Utara, yang baru-baru ini beredar di media sosial.

Aksi yang melibatkan perwakilan dari berbagai organisasi kemahasiswaan, seperti KOHATI (Korps HMI-Wati), KOPRI (Korps PMII Putri), IMMawati, dan Bidang Perempuan KAMMI, berlangsung dengan membawa spanduk bertuliskan “Tegakkan Martabat Perempuan” dan “Hentikan Kekerasan Seksual!”. Massa menyampaikan lima tuntutan utama kepada pemerintah dan aparat penegak hukum.

Salah satu perwakilan aksi, Khoirun Najwa, mengatakan bahwa pelecehan terhadap Ibu Kahiyang mencerminkan masih kuatnya budaya misoginis di ruang publik dan digital.

“Kalau perempuan sekelas Ibu Kahiyang saja bisa dilecehkan secara terbuka, bagaimana nasib perempuan biasa? Ini menjadi sinyal darurat bahwa kekerasan terhadap perempuan bisa menimpa siapa saja,” ujar Najwa saat diwawancarai.

Dalam pernyataannya, Aliansi Perempuan Cipayung Plus Sumut menegaskan bahwa kekerasan terhadap perempuan tidak boleh dinormalisasi dalam bentuk apapun — baik fisik, verbal, simbolik, maupun digital. Mereka juga meminta agar aparat penegak hukum menyelidiki dan memproses hukum pelaku pelecehan yang menyasar Ibu Kahiyang, serta menegakkan Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (UU TPKS) secara tegas.

Adapun lima tuntutan yang disampaikan meliputi:

  1. Penyelidikan dan proses hukum terhadap pelaku dugaan pelecehan terhadap Ibu Kahiyang Ayu.
  2. Penuntasan seluruh kasus kekerasan seksual di Sumatera Utara, termasuk di kampus dan ruang digital.
  3. Tindakan cepat dan adil dari aparat hukum tanpa menyudutkan korban.
  4. Pembentukan forum advokasi hukum oleh Perempuan Cipayung Plus bersama pemerintah dan aparat.
  5. Seruan membangun budaya anti kekerasan dan anti seksisme, terutama di media sosial.

Aliansi ini menyayangkan lemahnya respons terhadap berbagai kasus kekerasan terhadap perempuan yang terus berulang. Mereka menyerukan agar seluruh elemen masyarakat, terutama generasi muda, ikut menciptakan ruang aman dan bermartabat bagi perempuan.

“Hari ini Ibu Kahiyang yang jadi korban. Besok bisa siapa saja. Kami tidak akan diam,” tegas Najwa.

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Translate »