PGN Perkokoh Ketahanan Energi Lewat BCMS untuk Mitigasi Risiko Industri
1 min read![](https://blinkiss.id/wp-content/uploads/2025/02/IMG-20250211-WA0040-1024x683.jpg)
Blinkiss.id, Jakarta
PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) akan terus memperkuat ketahanan bisnis melalui penerapan Business Continuity Management System (BCMS) guna memastikan keandalan pasokan energi sebagai tantangan industri.
BCMS memungkinkan PGN untuk mengidentifikasi potensi risiko, menyusun strategi mitigasi, serta mengembangkan prosedur pemulihan yang efektif demi memastikan layanan optimal kepada pelanggan, termasuk PLN sebagai mitra strategis.
“Sebagai perusahaan energi mengelola infrastruktur dan material berisiko tinggi, PGN berkomitmen untuk meningkatkan ketahanan operasional melalui BCMS. Sejak 2022, kami telah mengadopsi sistem ini dan memperoleh sertifikasi ISO 22301:2019 pada 2024, yang menjadi bukti standar internasional dalam pengelolaan keberlanjutan bisnis,” papar Arief Kurnia Risdianto, Direktur Manajemen Risiko PGN.
Dalam kegiatan BCMS yang digelar pada Rabu, 5 Februari 2025, PGN menggandeng PLN, salah satu mitra strategis juga pelanggan utama PGN, bersama-sama menegaskan pentingnya sinergi antara dua perusahaan energi strategis dalam menghadapi dinamika industri dan risiko operasional. Kerja sama ini juga bertujuan untuk meningkatkan ketahanan energi nasional dan memastikan keberlanjutan layanan kepada masyarakat, Selasa (11/2/2025)
“Kami menyambut baik sinergi BCMS dengan PGN. Dalam 3–4 tahun terakhir, PLN telah memperkuat Business Continuity Management melalui empat strategi utama, yaitu diskusi publik, kebijakan mitigasi, risk modeling, ssrta pengembangan Risk Control Center untuk meningkatkan ketahanan organisasi dan keberlanjutan bisnis di masa depan,” ungkap Deni Surya Permana, EVP Manajemen Risiko Financial dan Enabler PLN.
Melalui sinergi BCMS, PGN dan PLN terus berkomitmen untuk meningkatkan ketahanan energi nasional, memperkuat keberlanjutan bisnis, dan menghadirkan layanan energi yang lebih andal bagi masyarakat dan industri di Indonesia. (JBR/15)