23 Februari 2025

Blinkiss ID

Berita dan Video Kilat Terkini

Reses Antonius Tumanggor di Medan Helvetia, Warga Keluhkan Lampu Jalan, Drainase, dan Adminduk

3 min read

MEDAN, BLINKISS – Ratusan warga Kecamatan Medan Helvetia menghadiri Reses ke II Masa Sidang 2 anggota DPRD Kota Medan, Antonius Devolis Tumanggor, S.Sos, yang digelar di Jalan Gatot Subroto Gang Harapan No.6, Kelurahan Sei Seikambing C-2, Sabtu (21/2). Dalam pertemuan ini, berbagai persoalan infrastruktur hingga administrasi kependudukan menjadi keluhan utama warga.

Setelah sesi pembukaan dengan doa, menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars Partai NasDem, Antonius membuka sambutannya dengan ucapan terima kasih atas kehadiran masyarakat. Ia menegaskan bahwa reses adalah momen penting bagi warga untuk menyampaikan aspirasi secara langsung.

“Mari manfaatkan kesempatan ini. Sampaikan semua persoalan yang terjadi di lingkungan masing-masing, agar dapat kami bawa ke rapat pimpinan dan paripurna DPRD Kota Medan,” ujar Antonius.

Salah satu isu yang mencuat adalah permasalahan administrasi kependudukan, terutama akta perkawinan yang kerap terabaikan, khususnya di kalangan masyarakat Batak. Antonius menyoroti pentingnya dokumen ini dalam berbagai keperluan, mulai dari pendaftaran sekolah hingga pengajuan bantuan sosial.

“Banyak yang datang ke saya mengeluhkan sulitnya mengurus akta perkawinan. Ini sering menjadi kendala saat mendaftarkan anak sekolah atau mengajukan pinjaman ke bank,” ujarnya. Ia juga meminta agar masalah ini disosialisasikan kepada tokoh adat dan masyarakat.

Camat Medan Helvetia, Junaedi Lumbangaol, turut hadir dan menyampaikan harapannya agar pembangunan infrastruktur di wilayahnya bisa segera direalisasikan. Ia menyoroti masalah drainase, lampu penerangan jalan umum (LPJU), perbaikan jalan rusak, sampah, serta akses pendidikan dan kesehatan.

“Selain itu, saya juga mengajak warga untuk kembali mengaktifkan sistem keamanan lingkungan (Siskamling). Ini penting untuk menjaga ketertiban, terutama di malam hari. Orang tua juga harus lebih ketat mengawasi anak-anak agar tidak keluar rumah di atas pukul 22.00 WIB,” tegas Junaedi.

Warga Keluhkan Air Bersih dan Banjir

Dalam sesi tanya jawab, Herlina Br. Pakpahan (70), warga Jalan Pembangunan Gg. Sejahtera, mengungkapkan belum adanya fasilitas air bersih dari PDAM di tempat tinggalnya. Ia juga berharap ada penambahan tiang listrik dan tempat penampungan sampah.

Sementara itu, Robert Andar Malau, warga Jalan Helvetia Raya, mengeluhkan kondisi jalan yang penuh kubangan dan banjir yang selalu terjadi di Blok 14 Perumnas Helvetia. Keluhan serupa datang dari Lorensus Manurung, yang menyebut tiga titik rawan banjir di Kelurahan Dwikora, termasuk Gang Batak yang langsung tergenang setelah hujan 10 menit.

Menanggapi hal ini, Fahrul Fitrah dari Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga dan Bina Konstruksi (SDABMBK) Kota Medan, berjanji akan melakukan survei ke lokasi terdampak. “Kami akan mencari akar masalah drainase, setelah itu baru bisa dilakukan perbaikan jalan,” katanya.

Antonius juga mengonfirmasi bahwa dirinya sudah berkoordinasi dengan PDAM Tirtanadi untuk segera melakukan survei pemasangan jaringan air bersih di wilayah yang belum terjangkau.

Salah satu isu yang cukup mendapat perhatian adalah distribusi bantuan sosial yang dinilai tidak tepat sasaran. Seorang warga bermarga Situmorang mengungkapkan bahwa ia tidak pernah mendapatkan bantuan, sementara tetangganya yang memiliki mobil justru menerima bantuan rutin dari pemerintah.

“Kepling (kepala lingkungan) bilang saya harus mengurus berkas, sudah saya lakukan, tapi tetap tidak dapat bantuan,” keluhnya.

Mendengar hal itu, Antonius menegaskan bahwa Kepling memiliki peran kunci dalam pendataan warga penerima bantuan. Jika terbukti ada Kepling yang tidak bekerja dengan baik, ia meminta agar segera dievaluasi.

“Kalau Kepling tidak mendata warganya dengan benar, maka harus dievaluasi. Kalau perlu, ganti saja. Jangan hanya saat butuh suara, mereka rajin mendekati warga, tapi setelah terpilih malah abai,” tegasnya.

Sebagai bentuk kepedulian, Antonius juga menyerahkan tali asih kepada relawan Sopo ATRestorasi Bersatu yang rumahnya terkena dampak pelebaran rel kereta api. Acara reses ini kemudian ditutup dengan pemberian starter kit, nasi kotak, dan sesi foto bersama.

Melalui reses ini, aspirasi warga telah tersampaikan. Kini, masyarakat menantikan langkah konkret dari pemerintah dan wakil rakyat mereka untuk menjawab keluhan yang sudah lama mengemuka. (Agung)

Facebook Comments Box
Translate »