Rosen Jaya Sinaga Caleg Partai Buruh : Siap Berjuang untuk Rakyat KecilSiap Berjuang untuk Rakyat Kecil
3 min readMEDAN, BLINKISS.ID
Rosen Jaya Sinaga, calon legislatif (Caleg) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Medan dari Partai Buruh, ia maju dari daerah pemilihan (Dapil 5) meliputi: Maimun, Polonia, Johor, Selayang, Tuntungan dan Sunggal.
Dalam dunia yang terus berubah, ada orang-orang yang jadi pahlawan, yang bikin perubahan nyata. Salah satunya adalah Rosen Jaya Sinaga, seorang aktivis tangguh yang perjalanannya melewati gejolak politik Indonesia. Dari masa-masa kacau di akhir tahun 90-an sampai sekarang, kisah Rosen adalah cerita tentang ketangguhan, komitmen, dan niat tulus untuk membantu yang terpinggirkan.
Rosen Jaya Sinaga punya akar kuat dalam aktivisme. Ia ikut andil dalam gerakan penggulingan rezim Orde Baru tahun 1998. Tapi semangatnya tidak padam meski rezim yang menindas itu tumbang; malah berubah jadi fase baru saat dia memilih membela petani, buruh, dan nelayan. Bergabung dengan Lembaga Swadaya Masyarakat yang peduli pada nasib mereka, Rosen jadi saksi realita kehidupan yang sulit dihadapi komunitas ini.
Isu krusial dalam kisah hidup Rosen adalah eksploitasi buruh oleh perusahaan, sebuah kenyataan yang mendorongnya beralih dari aktivisme menuju dunia politik. Keterlibatannya dengan Partai Buruh adalah bukti bahwa dia percaya politik bisa jadi panggung yang lebih kuat untuk perubahan, tempat masalah-masalah sistem bisa diselesaikan dari akarnya.
Pengorbanan pribadi Rosen seperti menghadapi cuaca ekstrem politik dan berbagai tantangan. Semua penghalang itu semakin menguatkan komitmennya untuk terus mendalami semangat dan motivasinya dalam berjuang.
Ceritanya bukan sekadar tentang aktivisme; ini tentang keikhlasan, di mana kenyamanan pribadi dikesampingkan demi kepentingan bersama yang jauh lebih besar.
Sebagai jurnalis, Rosen tidak cuma melihat ketidakadilan, tetapi dia berani menghadapinya langsung. Komitmennya untuk menuntut pertanggung-jawaban pemerintah dan perusahaan terdengar jelas melalui tulisannya. Ia berusaha menjembatani kesenjangan antara sekadar melihat dan tindakan nyata.
Dalam visinya, Rosen ingin menciptakan masyarakat di mana program-program seperti PKH bener-bener memberi dampak, menyasar pendidikan dan kesehatan untuk warga miskin perkotaan. Ia getol menyuarakannya agar bantuan didistribusikan dengan efisien, dan memperbaiki cacat dalam sistem yang ada. Kritik dari Tosen adalah suara yang perlu didengar pejabat.
Tapi perjalanan Rosen bukan cuma soal kebijakan dan politik; ini adalah upaya keras untuk memberdayakan individu. Dia mendukung pendidikan sebagai pondasi kemajuan sosial, menekankan bahwa perubahan dimulai dari tanggung jawab pribadi dan patuh pada aturan yang udah ada.
Kemenangan-kemenangan Rosen di masa lalu adalah bukti bahwa komitmen dan kesabaran bisa mencapai hasil nyata. Mulai dari memastikan hak-hak pekerja keamanan yang dipindahkan hingga menghadapi berbagai tantangan, setiap kemenangan adalah langkah maju dalam perjuangannya.
Di tengah kekhawatiran Rosen terhadap kondisi Medan sekarang, ketidakefektivan distribusi bantuan pemerintah dan kegagalan dalam mengenali yang bener-bener butuh dia niatin tangani. Solusi yang dia tawarkan, yang melibatkan masyarakat secara aktif dan kepemimpinan yang bertanggung jawab, jadi panduan untuk perubahan.
Begitu Rosen melangkah ke dunia politik, perjalanannya jadi passion untuk bertindak, mengingatkan kita bahwa dalam mewujudkan sebuah perubahan, kita tidak bisa cuma jadi penonton, tapi harus jadi pelaku yang aktif dan gigih. * Ril
Sekali lagi, perjalanan Rosen Jaya Sinaga bukan cuma sekadar bicara kronologi peristiwa. Ini adalah kisah yang menginspirasi tentang seseorang yang menjadikan kesulitan sebagai panggung advokasi, aktivisme sebagai keterlibatan politik. Ceritanya adalah semacam penerang, membimbing kita melalui kerumitan perubahan sosial, mengajak kita untuk menghadapi ketidakadilan dan bersama-sama menjadi pelindung bagi warga yang tidak mampu.(Erianto EGA)