20 September 2024

Blinkiss ID

Berita dan Video Kilat Terkini

Sektor Jasa Keuangan Dukung Pertumbuhan Ekonomi Sumut

8 min read

Blinkiss.id, Medan

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) menilai stabilitas sektor jasa keuangan di Sumut tetap terjaga dengan baik, didukung atas kinerja intermediasi yang kontributif, likuiditas mencukupi, serta tingkat permodalan solid.

Ekonomi Sumut dipengaruhi oleh pemulihan ekonomi global yang tidak merata. Rebound ekonomi di negara-negara maju atau berkembang meningkatkan permintaan ekspor komoditas utama dari Sumut seperti minyak kelapa sawit (CPO), karet, dan kopi.

Peningkatan permintaan ini membantu menopang pertumbuhan sektor industri pengolahan dan perdagangan di Sumut. Selain itu, pemulihan harga komoditas ekspor juga memberikan kontribusi positif terhadap ekonomi daerah, memperbaiki neraca perdagangan dengan mendukung aktivitas ekonomi lokal.

Pada triwulan I 2024, ekonomi Provinsi Sumut tumbuh sebesar 4,88 persen year-on-year (yoy), meskipun sedikit agak melambat jika dibandingkan triwulan IV 2023 tercatat pertumbuhan sebesar 5,02 persen yoy.

Perlambatan ini terutama disebabkan menurunnya konsumsi pemerintah dan investasi seiring dengan siklus penyerapan anggaran rendah juga sikap wait and see dari investor terkait Pemilu 2024. Namun, konsumsi rumah tangga tetap kuat, didorong oleh perayaan Tahun Baru Imlek dengan meningkatnya permintaan pada saat bulan Ramadhan, yang membantu menahan perlambatan ekonomi lebih lanjut.

Sektor pertanian di Sumut mengalami akselerasi pertumbuhan dengan angka pertumbuhan sebesar 3,42 persen yoy pada triwulan I 2024. Pertumbuhan ini terutama didorong oleh peningkatan produksi padi secara signifikan seiring masuknya periode panen. Sektor industri pengolahan juga mencatat pertumbuhan yang kuat sebesar 3,73 persen yoy.

Pertumbuhan ini didorong oleh permintaan yang tetap tinggi dari pasar domestik dan internasional, dengan mendorong peningkatan produksi di sektor ini.

Keberlanjutan pertumbuhan ekonomi yang positif serta stabilitas sektor keuangan yang terjaga memberikan dasar yang kuat bagi pengembangan lebih lanjut dalam sektor ekonomi dan keuangan, serta memperkuat upaya menuju inklusi keuangan yang lebih luas dan berkelanjutan di Sumut.

Perkembangan Sektor Perbankan

Sektor perbankan Sumut menunjukkan ketahanan dengan peningkatan modal dan ketahanan likuiditas hingga Mei 2024. Pertumbuhan kredit yang kembali pulih dan semakin solid tercatat sebesar 7,26 persen yoy, menandai peningkatan signifikan dibandingkan pertumbuhan negatif 2,40 persen yoy pada tahun sebelumnya. Hal ini mencerminkan kekuatan dan pertumbuhan ekonomi daerah yang terus berlanjut.

Penyaluran kredit didominasi oleh kredit produktif, yang mencapai Rp186,06 triliun atau 69,76 persen dari total kredit, dengan pertumbuhan sebesar 5,06 persen yoy. Peningkatan ini menunjukkan pemulihan setelah sebelumnya mengalami pertumbuhan negatif pada tahun lalu.

Peningkatan kredit produktif didorong oleh kredit Modal Kerja dengan porsi 44,49 persen, yang bertumbuh sebesar 7,85 persen yoy, sementara kredit Investasi memiliki porsi 25,27 persen atas pertumbuhan 0,48 persen yoy.

Berdasarkan sisi lapangan usaha, peningkatan kredit produktif terutama didorong oleh Industri Pengolahan yang bertumbuh cukup tinggi 11,93 persen yoy, menjadikan sektor sebagai sumber pertumbuhan kredit terbesar pada periode ini. Pertumbuhan dari sektor tersebut berasal dari peningkatan subsektor pengolahan minyak goreng, yang bertumbuh signifikan sebesar 22,50 persen yoy. Peningkatan ini didorong oleh permintaan domestik kuat, perbaikan kondisi pandemi, serta penerapan program hilirisasi industri kelapa sawit nasional, termasuk program B35 dan B40 dijalankan pemerintah, semakin meningkatkan kinerja industri pengolahan.

“Upaya untuk memperluas akses keuangan bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) terus berlanjut mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Per Mei 2024, penyaluran kredit kepada UMKM di Sumut mencapai Rp79,72 triliun dengan pertumbuhan sebesar 9,06 persen yoy. Penyaluran kredit UMKM didominasi oleh sektor Perdagangan dengan pangsa 45,41 persen diikuti Pertanian dengan pangsa 26,08 persen yang terdiri dari perkebunan sawit dan pertanian padi”

Pertumbuhan kredit UMKM cukup signifikan didorong atas pertumbuhan kredit segmen usaha mikro yang memiliki share outstanding terhadap kredit UMKM total sebesar 50,51 persen, diikuti oleh segmen kecil 28,02 persen dan menengah 21,47 persen, Kamis (18/7/2024).

Pola penyaluran kredit mikro mulai mendominasi dibandingkan segmen kredit lainnya sejak akhir 2021, yang sebelumnya didominasi oleh kredit menengah. Pergeseran segmen kredit UMKM ini dipengaruhi oleh munculnya beragam jenis usaha perorangan dalam era new normal sehingga kredit disalurkan kepada kelompok mikro lebih besar dibandingkan kelompok lain.

Penyaluran kredit konsumtif yang semakin meningkat turut mendorong pemulihan pertumbuhan kredit provinsi secara keseluruhan. Kredit konsumtif secara stabil mengalami pertumbuhan selama setahun terakhir dan pada Mei 2024 mencapai Rp80,66 triliun atau bertumbuh 12,71 persen yoy. Pertumbuhan mencerminkan peningkatan kepercayaan konsumen juga akses lebih baik ke layanan keuangan.

Pertumbuhan konsumtif utamanya ditopang oleh kredit rumah tangga lainnya dan multiguna yang bertumbuh 12,67 persen yoy, kredit kepemilikan rumah tinggal (KPR) mencapai 10,60 persen yoy, kredit kepemilikan kendaraan bermotor (KKB) mencapai 17,43 persen yoy.

Peningkatan kredit konsumtif turut didorong dengan peningkatan konsumsi pada bulan Ramadan dengan peningkatan daya beli masyarakat yang tercermin dari kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) sebesar 3,67 persen pada tahun 2024.

Kualitas kredit perbankan tetap terjaga pada tingkat yang aman, dengan rasio non performing loan (NPL) net sebesar 1,01 persen (Desember 2023: 0,73 persen) dan NPL gross sebesar 2,05 persen (Desember 2023: 1,81 persen). Sementara itu, loan at risk (LaR) atau kredit yang berisiko juga berhasil mengalami perbaikan hingga mencapai 7,39 persen (Desember 2023: 7,61 persen), dipengaruhi oleh berkurangnya jumlah kredit restrukturisasi.

Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang sempat stagnan selama 2023 mulai menunjukkan peningkatan. Hingga Mei 2024, total DPK yang dihimpun mencapai Rp317,37 triliun, mengalami pertumbuhan sebesar 5,62 persen yoy.

Pertumbuhan ini didukung oleh peningkatan simpanan Giro sebesar 13,88 persen yoy dan Deposito sebesar 5,94 persen yoy. Secara struktur, porsi jenis simpanan terbanyak terdapat dalam bentuk tabungan (43,71 persen), diikuti dengan deposito (39,26 persen), lalu giro (17,03 persen).

Ketersediaan dana yang cukup dalam sektor perbankan dengan pusat operasi di Sumatera Utara pada Mei 2024 menunjukkan tingkat likuiditas yang terjaga. Rasio antara Alat Likuid dan Deposito Non-Core (AL/NCD) serta Alat Likuid dan Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) tercatat masing-masing sebesar 97,56 persen dan 20,21 persen, masih dalam level yang aman melampaui ambang batas yang kesehatan bank sebesar 50 persen dan 10 persen. Hal ini menandakan tingkat kesiapan yang sangat baik untuk mengatasi kebutuhan transaksi masyarakat di Sumatera Utara.

Ketahanan modal juga tetap solid, terlihat dari rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) yang semakin kuat menjadi 29,87 persen (Desember 2023: 28,22 persen). Situasi ini mengindikasikan bahwa jumlah modal perbankan masih mencukupi dalam menghadapi risiko potensial.

Ke depan, OJK dan industri perbankan akan terus memantau risiko pasar dan dampaknya pada risiko likuiditas terkait sentimen suku bunga global yang masih tetap tinggi.

Perkembangan Pasar Modal

Pengumpulan modal melalui emisi di Pasar Modal dari perusahaan yang berbasis di Sumatera Utara telah tercatat mencapai jumlah sebesar Rp2,28 triliun, melibatkan sejumlah 11 perusahaan yang melaksanakan Penawaran Umum Perdana (Initial Public Offering/IPO), 1 perusahaan yang menerbitkan obligasi, serta 5 entitas usaha yang menjadi penerbit dalam skema pendanaan kolektif.

Di tahun 2024, OJK dan Bursa Efek Indonesia (BEI) telah mengidentifikasi 1 perusahaan potensial yang akan melakukan IPO di Sumut, berasal dari sektor Jasa Kesehatan. Peningkatan jumlah emiten saham di daerah berdampak terhadap lingkungan investasi yang lebih dinamis dan beragam, memberikan peluang bagi investor lokal dan nasional berpartisipasi dalam pertumbuhan ekonomi Sumut. Selain itu, perusahaan IPO memiliki dampak positif yang luas, termasuk penciptaan lapangan pekerjaan baru, peningkatan pendapatan pajak, dan dorongan terhadap ekosistem bisnis lokal.

Perkembangan investor di Pasar Modal telah menunjukkan pergerakan yang signifikan dari segi akses keuangan, sejalan dengan kemajuan teknologi dan penyediaan informasi keuangan. Hingga April 2024, terdapat total 583.449 single investor identification (SID) atau akun investor tercatat di Sumatera Utara, mencerminkan pertumbuhan sebesar 16,96 persen yoy. Dalam konteks instrumen investasi, reksadana menjadi pilihan yang dominan dengan jumlah investor terbanyak, mencapai 549.364, sementara instrument dengan pertumbuhan rekening tertinggi adalah Saham sebesar 21,47 persen yoy.

Jumlah rekening SID terbanyak di Sumatera Utara terdapat pada pegawai swasta, yang mencakup 36,25 persen dari total rekening SID. Hal ini menunjukkan bahwa pegawai swasta memiliki minat yang tinggi terhadap investasi dan partisipasi aktif di pasar keuangan. Diikuti oleh pelajar dengan pangsa 22,91 persen, yang mengindikasikan adanya kesadaran dan keterlibatan yang meningkat di kalangan generasi muda dalam kegiatan investasi. Pengusaha menempati urutan ketiga dengan pangsa 15,76 persen, mencerminkan partisipasi yang signifikan dari sektor bisnis dalam investasi. Hal ini menunjukkan diversifikasi partisipasi dalam pasar modal di Sumatera Utara, dengan keterlibatan yang kuat dari berbagai kelompok pekerjaan.

Jumlah saham yang dimiliki oleh investor (kepemilikan saham) di Sumatera Utara mengalami kontraksi -0,08 persen secara yoy. Dilihat berdasarkan jenisnya, kepemilikan saham dari investor perorangan mengalami moderasi dengan pertumbuhan negatif 0,36 persen yoy. Sementara investor berjenis institusi/perusahaan mengalami pertumbuhan sebesar 1,39 persen yoy.

Kegiatan perdagangan saham oleh investor di Sumatera Utara pada April 2024 cenderung termoderasi, terlihat dari besarnya total nilai transaksi jual dan beli saham yang mencapai Rp6,76 triliun. Secara kumulatif (Januari s.d. April 2024), akumulasi nilai transaksi saham tercatat sebesar Rp27,09 triliun, dengan rata-rata bulanan mencapai Rp6,77 triliun.

Perkembangan Sektor IKNB

Nilai piutang oleh perusahaan pembiayaan masih melanjutkan tren pertumbuhan meskipun mulai melandai. Pada Maret 2024, tercatat pertumbuhan sebesar 13,46 persen yoy (Desember 2023: 16,24 persen), dengan total piutang mencapai Rp23,04 triliun. Andil pembiayaan yang produktif terus mengalami kenaikan yang signifikan dibandingkan tahun lalu hingga mencapai 43,44 persen (Maret 2023: 41,74 persen), dengan dukungan dari pertumbuhan pembiayaan modal kerja dan investasi yang masing-masing bertumbuh sebesar 20,25 persen yoy dan 15,67 persen yoy. Sementara itu, risiko yang terkait dengan perusahaan pembiayaan tetap terkendali dengan rasio pembiayaan bermasalah (non performing finance/NPF) masih dapat ditahan dalam level yang terjaga sebesar 2,07 persen.

Pertumbuhan pembiayaan modal ventura di Maret 2024 bertumbuh sebesar 14,24 persen yoy (Desember 2023: 11,51 persen yoy), dengan nilai pembiayaan tercatat sebesar Rp415 miliar (Desember 2023: Rp385 miliar).

Kinerja dari fintech peer to peer (P2P) lending hingga April 2024 terus menunjukkan pertumbuhan, dengan outstanding pinjaman tumbuh sebesar 40,24 persen yoy (Desember 2023: 29,89 persen yoy) yang mencapai jumlah Rp1,95 triliun. Sementara itu, risiko terkait pembiayaan secara keseluruhan (TWP90) tetap berada pada level aman yakni sebesar 1,56 persen (Desember 2023: 1,99 persen).

Pertumbuhan menandakan adanya peningkatan inklusi keuangan, teknologi yang memperluas akses pembiayaan masyarakat yang sebelumnya tidak terlayani oleh institusi keuangan konvensional. Perkembangan ini tidak hanya membantu individu tetapi juga mendukung pertumbuhan UMKM.Top of Form Penyaluran pembiayaan atau pinjaman yang dilakukan oleh entitas IKNB yang berkantor pusat di Sumatera Utara terus menunjukkan pertumbuhan yang positif. Industri Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang terdiri dari 1 LKM dan 1 Bank Wakaf Mikro (BWM) mencatatkan pertumbuhan aset sebesar 9,37 persen yoy pada bulan Mei 2024.

Sementara itu, penyaluran pembiayaan tercatat mencapai Rp6,06 miliar atas pertumbuhan 28,93 persen yoy. Berdasarkan target demografi, LKM lebih mengarahkan fokusnya pada pengembangan komunitas berpendapatan rendah yang produktif, sehingga memiliki jumlah pembiayaan yang lebih kecil dibandingkan dengan entitas finansial lainnya.

Untuk entitas pergadaian yang terdiri dari 1 pergadaian persero (PT Pegadaian) dan 18 perusahaan gadai swasta, total pinjaman yang diberikan telah mencapai Rp4,58 triliun per April 2024, mengalami pertumbuhan sebesar 21,20 persen yoy. Dalam periode Mei hingga Juni 2024, terdapat penambahan 3 perusahaan gadai swasta yang terdaftar dan mendapat izin dari OJK di Sumut, sehingga total entitas gadai swasta tercatat 21 perusahaan.
Pertumbuhan menandakan perkembangan yang positif dalam pengembangan bisnis dan pemberdayaan masyarakat, terutama bagi kelompok pendapatan menengah ke bawah di wilayah Sumut.

Perkembangan Pelindungan Konsumen

Selama periode Januari hingga Juni tahun 2024, Kantor OJK Sumut telah menerima sebanyak 655 pengaduan konsumen yang berasal dari masyarakat di wilayah Sumut. Dari jumlah total pengaduan, terdapat 254 pengaduan yang berhubungan dengan sektor perbankan, 158 pengaduan yang terkait dengan bidang asuransi, 123 pengaduan terkait fintech peer-to-peer (P2P) lending (memiliki izin dan terdaftar di OJK), 111 pengaduan berkaitan dengan perusahaan pembiayaan, serta sisa pengaduan yang melibatkan layanan IKNB dan sektor Pasar Modal.

Dalam rangka penanganan pengaduan yang diterima melalui Aplikasi Portal Pelindungan Konsumen (APPK), Kantor OJK Provinsi Sumatera Utara telah secara berkelanjutan melakukan upaya untuk menyelesaikan setiap pengaduan, baik yang mengandung indikasi sengketa maupun pelanggaran. Dalam konteks ini, dari total 655 pengaduan, seluruhnya telah ditindaklanjuti sesuai dengan ketentuan berlaku.

Selama Januari hingga Juni 2024, Kantor OJK Provinsi Sumatera Utara (KOMN) telah mengadakan sebanyak 40 kegiatan edukasi keuangan yang berhasil merangkum partisipasi lebih dari 9.000 peserta di wilayah Sumut. Ini termasuk program Roadshow Edukasi Daerah 3T, dilaksanakan mengandalkan kendaraan Simolek Edutainment OJK bergerak langsung ke kabupaten yang masuk dalam kategori tertinggal, terdepan, dan terluar, serta kegiatan Training of Trainers (ToT) dan implementasi program Ekosistem Pondok Pesantren Inklusif Keuangan Syariah (EPIKS) kepada Santri, Tenaga Pengajar dan Pengurus Pondok Pesantren di Kabupaten Langkat”. (JB Rumapea)

Facebook Comments Box
Translate ยป