Sinergi Ekosistem Syariah Dukung Pertumbuhan Ekonomi Inklusif
2 min readBlinkiss.idBlinkiss.id, Jakarta
Sinergi dalam ekosistem ekonomi dan syariah (eksyar) nasional berperan penting untuk mewujudkan ekonomi yang inklusif, berdaya tahan, serta berkelanjutan.
Hal ini menjadi kunci untuk mencapai visi Indonesia sebagai pusat produsen halal terkemuka di dunia. Sebagai langkah nyata mencapai hal tersebut, dalam gelaran Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2024 di Jakarta (30/10), diresmikan 4 (empat) program strategis yaitu pertama, Aplikasi Halal Traceability guna memperkuat ekosistem jaminan produk halal, melalui pengembangan sistem informasi penelusuran bahan produk dari sisi hulu hingga ke tangan konsumen (from farm to table).
Kedua, penguatan ekosistem usaha syariah melalui program digitalisasi pondok pesantren yang mencakup digitalisasi sistem pembayaran, pemasaran, pelaporan unit bisnis, pencatatan keuangan dan pengelolaan administratif pesantren. Ketiga, inisiasi pengembangan produk Sharia Restricted Investment Account (SRIA) untuk mendukung pembiayaan investasi perbankan syariah pada proyek-proyek spesifik.
Keempat, Strategi Nasional Literasi dan Inklusi Ekonomi dan Keuangan Syariah Indonesia (SNLIEKSI) sebagai upaya akselerasi peningkatan literasi dan inklusi eksyar secara kolaboratif komprehensif menggunakan pemodelan system dynamics secara holistik. ISEF 2024 sebagai penyelenggaraan ke-11 yang mengangkat tema “Sinergi Ekonomi dan Keuangan Syariah Memperkuat Ketahanan dan Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan” yang dibuka oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, Airlangga Hartarto, mewakili Presiden RI Prabowo Subianto, dan Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, Airlangga Hartarto, menyampaikan ekonomi syariah maupun industri halal berperan strategis memperkuat ketahanan ekonomi Indonesia di tengah tantangan global. Dengan jumlah penduduk muslim mencapai 87%, Indonesia sangat potensial untuk mengembangkan eksyar. Dalam State of The Global Islamic Economy (SGIEI) Report, pada tahun 2023 Indonesia menempati posisi ketiga, Kamis (31/10/2024).
Selain itu, kontribusi eksyar dalam PDB yang mencapai 48,71% dan berperan dalam mendukung pemberdayaan UMKM menjadi peluang bagi pengembangan eksyar. Dalam rangka mendukung Asta Cita kedua yang dicanangkan oleh Pemerintah, diperlukan upaya untuk mendorong kemandirian ekonomi nasional, termasuk peran eksyar. Dalam kesempatan tersebut, Menko Airlangga mengapresiasi program utama yang diluncurkan dalam ISEF 2024 khususnya Halal Traceability yang dapat mendorong digitalisasi produk halal dan percepatan sertifikasi halal bagi produk-produk UMKM Indonesia. Ke depan, sinergi ekosistem eksyar yang lebih inklusif sangat diperkukan untuk pengembangan ekonomi syariah yang lebih luas dan berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan. (JB Rumapea)