17 Oktober 2025

Blinkiss ID

Berita dan Video Kilat Terkini

UPER Gelar Green Chemistry for Industrial Excellence 2025

Blinkiss.id, Jakarta

Dalam upaya mencapai ekonomi hijau dan Net Zero Emission 2060, Indonesia perlu menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dengan pengurangan emisi.

Sektor industri menjadi motor utama ekonomi dengan kontribusi 18,67% terhadap PDB (BPS, 2023), namun juga menyumbang 36% emisi karbon nasional (IEA, 2024) dan lebih dari 60% limbah B3 (KLHK, 2025). Kondisi ini menegaskan urgensi penerapan praktik industri hijau untuk menekan emisi tanpa menurunkan produktivitas.

Menjawab tantangan itu, Universitas Pertamina (UPER) melalui Global GreenChem Innovation and Network Programme (GGINP) menyelenggarakan Green Chemistry for Industrial Excellence (GCIE) 2025 sebagai langkah konkret memperkuat praktik industri hijau dan inovasi berkelanjutan.

Kegiatan ini menjadi ruang kolaboratif antara pelaku industri, pemerintah, dan akademis untuk mempercepat penerapan green chemistry, efisiensi sumber daya, serta teknologi rendah karbon.

Melalui inisiatif ini, UPER menegaskan perannya sebagai lembaga pendidikan yang tidak hanya berfokus pada pengajaran, tetapi juga berkontribusi langsung terhadap solusi nyata bagi transformasi industri menuju ekonomi hijau di Indonesia.

Komitmen terhadap transformasi tersebut turut ditegaskan oleh Dr. Sri Bimo Pratomo, S.T., M.Eng., Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil Kementerian Perindustrian.

“Transformasi industri berkelanjutan kini menjadi urgensi nasional untuk mendukung tercapainya target pembangunan berkelanjutan. GGINP bukan sekadar forum pertukaran teknologi dan inovasi, tetapi juga langkah strategis untuk mendorong industri nasional menjadi lebih bertanggung jawab, tangguh, dan kompetitif secara global dengan memperkuat kebijakan carbon neutral juga penerapan green chemistry sebagai fondasi industri masa depan,” ungkapnya.

Sementara itu, Erik Teguh Primiantoro, S.Hut., M.E.S., Staf Ahli Bidang Diplomasi Lingkungan KLHK, menekankan bahwa prinsip kimia hijau dapat menjadi reformasi menuju industri yang berkelanjutan dan inklusif, Jumat (17/10/2025)

“Peralihan metode konvensional menuju berkelanjutan efektif terhadap berbagai sisi. Penerapan kimia hijau dalam aktivitas industri dapat berupa efisiensi dalam penggunaan sumber daya alam, pengelolaan limbah yang benar, hingga mampu meningkatkan pendapatan industri,” tambah Erik.

Laporan United Nations Industrial Development Organization (UNIDO, 2023) menunjukkan bahwa penerapan prinsip kimia hijau mampu menurunkan konsumsi energi hingga 30% dan emisi karbon hingga 40%. Sementara menurut World Bank (2023) dalam Green Industry and Circular Economy Outlook, industri yang mengadopsi praktik kimia hijau mencatat peningkatan Return on Investment (ROI) sebesar 10–20% dalam tiga hingga lima tahun. Temuan tersebut membuktikan bahwa keberlanjutan bukan sekadar isu lingkungan, tetapi juga strategi bisnis jangka panjang yang menguntungkan bagi industri nasional.

Kegiatan GCIE 2025 diikuti lebih dari 50 peserta lintas sektor, termasuk pelaku industri, pemerintah dan kementerian, akademisi serta pegiat lingkungan. Forum ini juga memperkuat jejaring internasional melalui kolaborasi dengan Yale University (Amerika Serikat) dan UNIDO dalam pengembangan program riset dan implementasi kimia hijau di Indonesia. Salah satu peserta dari industri kimia mengatakan bahwa ini membuka wawasan baru tentang potensi efisiensi bahan baku dan pengurangan limbah melalui pendekatan sains hijau.

Sebagai kampus yang berlokasi di jantung kawasan industri, Universitas Pertamina (UPER) turut berperan aktif dalam penerapan prinsip kimia hijau melalui berbagai aktivitas Tri Dharma Perguruan Tinggi, lewat pengembangan program inkubasi bisnis berbasis inovasi berkelanjutan. Rektor Universitas Pertamina, Prof. Wawan Gunawan A. Kadir, M.S., IPU., menjelaskan bahwa saat ini UPER tengah mempersiapkan peluncuran GreenLink Demo Day: Greenovate Accelerator yang akan digelar pada 25 Oktober 2025.

“Program ini merupakan wadah inkubasi bisnis yang mendorong pengembangan usaha berkelanjutan sekaligus membuka peluang kolaborasi bagi mahasiswa dan dosen sebagai kontributornya. Untuk memastikan pendampingan yang optimal, UPER berkolaborasi dengan UNIDO, Yale University, dan Kementerian Perindustrian dalam pengembangan program tersebut,” sebutnya mengakhiri. (JBR/15)

Facebook Comments Box
Translate »