BNI Gelar BEST Event, Dukung Transisi Hijau Sektor Energi
2 min readBlinkiss.id, Jakarta
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI menggelar acara BNI ESG and Sustainability Transition Event atau BEST Event melalui tema “Energy Sectors Foresight to Encounter Taksonomi Keuangan Berkelanjutan Indoneasia (TKBI).”
Acara yang berlangsung Selasa (24/9/2024) di Jakarta lalu dengan membahas taksonomi keuangan berkelanjutan, landscape perkembangan regional, sebagai langkah penerapan di Indonesia.
Narasumber dari berbagai lembaga, termasuk OJK, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian ESDM, serta International Finance Coporation (IFC), memberikan wawasan tentang tantangan dan peluang dalam transisi hijau.
Direktur Risk Management BNI David Pirzada menegaskan komitmen BNI sebagai penerapan Environmental, Social, and Governance (ESG) terutama pada pelaksanaan transisi hijau. “Transisi hijau menjadi suatu keharusan untuk mencapai masa depan yang berkelanjutan,” sebut David.
BNI juga telah menerapkan Climate Risk Stress Test (CRST) pada bulan Juli 2024, sebagai upaya untuk menilai dampak risiko perubahan iklim terhadap portofolio bank.
CRST ini mencakup 50% dari total portofolio kredit BNI, termasuk tujuh kategori industri, salah satunya sektor energi. Proses ini menjadi langkah awal untuk penilaian risiko debitur dari aspek lingkungan.
David juga menjelaskan, transisi ini memerlukan dukungan modal serta investasi yang signifikan. Untuk itu, BNI meluncurkan Sustainability Linked Loan (SLL), yang ditujukan bagi debitur dengan target keberlanjutan yang selaras dengan strategi bisnis mereka, Jumat (27/9/2024)
Program ini memberikan insentif berupa penurunan bunga jika debitur mencapai target keberlanjutan yang telah disepakati. Pada Juni 2024, BNI telah menyalurkan SLL sebesar Rp 5,9 triliun kepada sektor seperti poultry, manufaktur besi, semen, dan manufaktur packaging.
Pencapaian BNI dalam portofolio green loan juga menunjukkan hasil positif, dengan pertumbuhan sebesar 13% YoY selama tahun 2023. Hingga Juni 2024, pencapaian green loan BNI telah mencapai 101% dari target tahun 2024 sebesar Rp 71,27 triliun.
Seiring atas meningkatnya tantangan perubahan iklim, taksonomi keuangan berkelanjutan menjadi pilar utama untuk mengarahkan investasi ke proyek yang berkelanjutan.
“Taksonomi keuangan akan menjadi penting dalam menentukan arah investasi dan pembiayaan di masa depan,” tambah David.
OJK juga telah mengembangkan Taksonomi Keuangan Berkelanjutan Indonesia (TKBI) sebagai pengembangan dari Taksonomi Hijau Indonesia, mengacu pada ASEAN Taxonomy versi 2.
BNI pun menyambut baik penerapan TKBI, yang diharapkan dapat memberikan arah jelas dalam pengklasifikasian pelaku usaha mendorong transisi ke arah hijau.
“Kami berharap TKBI dapat menjadi pendorong bagi pelaku usaha untuk bertransformasi menuju ekonomi hijau,” ujarnya.
Dalam kesempatan BEST Event ini, BNI mengundang debitur sektor energi untuk memahami lebih dalam tentang peran taksonomi dalam pelaksanaan usaha yang berkelanjutan menuju ekonomi hijau.
BNI menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, sektor jasa keuangan, dan dunia usaha untuk mengoptimalkan pelaksanaan TKBI demi mencapai target Nationally Determined Contributions (NDC) Pemerintah.
“Dengan langkah ini, BNI berharap dapat mewujudkan komitmen bersama dalam menciptakan ekonomi yang lebih berkelanjutan,” sebut David menutup. (JB Rumapea)