Agustus 2024, Ekspor Sumut Naik Sebesar 7,40 Persen
2 min readBlinkiss.id, Medan
Pada bulan Agustus 2024 bahwa nilai ekspor melalui pelabuhan muat di wilayah Sumatera Utara (Sumut) mengalami peningkatan jika dibanding pada Juli 2024, yaitu dari US$969,75 juta menjadi US$1.041,48 juta atau naik sebesar 7,40 persen. Namun bila dibandingkan bulan Agustus 2023, ekspor Sumut naik sebesar 12,66 persen.
Hal itu di sampaikan Drs. Misfruddin,M.Si selaku Stastisi Ahli Utama Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumut lewat paparannya, di Kantor BPS Sumut Jalan Asrama Medan, Rabu (2/10/2024).
Lebih lanjut di kemukakan dia, bahwa golongan barang yang mengalami penurunan terbesar pada Agustus 2024 terhadap Juli 2024 adalah golongan ampas/sisa industri makanan yaitu turun sebesar US$13,50 juta (-17,91%) diikuti oleh golongan tembakau turun sebesar US$2,46 juta atau (-10,23%). Namun ada Golongan barang yang mengalami kenaikan nilai ekspor terbesar adalah golongan lemak & minyak hewan/nabati yaitu naik sebesar US$101,75 juta (31,26%), diikuti oleh golongan berbagai produk kimia yaitu meningkat sebesar US$7,20 juta (5,98%), papar Misfaruddin.
Sementara untuk Ekspor ke Tiongkok pada Agustus 2024 merupakan yang terbesar yaitu US$191,95 juta diikuti Amerika Serikat sebesar US$124,34 juta dan India sebesar US$72,29 juta dengan kontribusi ketiganya mencapai 37,31 persen.
Menurutnya, untuk kelompok negara utama tujuan ekspor pada Agustus 2024, ekspor ke kawasan Asia (di luar ASEAN) merupakan yang terbesar dengan nilai US$382,73 juta (36,75%).
Selama periode Agustus 2024 negara Tiongkok, Amerika Serikat dan India merupakan pangsa ekspor terbesar Sumut yang masing-masing sebesar US$191,95 juta, US$124,34 juta dan US$72,29 juta, dimana kontribusi ketiganya mencapai 37,31 persen.
Sekitar 36,75 persen barang ekspor dari Sumut telah dipasarkan ke kawasan Asia di luar ASEAN. Untuk kawasan Asia di luar ASEAN, Jepang dan Korea Selatan juga merupakan pangsa ekspor cukup potensial dengan nilai masing-masing sebesar US$47,15 juta dan US$15,21 juta.
Selanjutnya pada periode Januari–Agustus 2024 dibandingkan periode yang sama tahun 2023, negara tujuan utama mengalami penurunan terbesar yaitu India sebesar US$172,31 juta, imbuhnya. (JB Rumapea)