23 November 2024

Blinkiss ID

Berita dan Video Kilat Terkini

Cara Berbicara yang Membesarkan Anak Emosional secara Cerdas

2 min read

Blinkiss.id – Bagi orangtua yang ingin mendidik anak-anak mereka menjadi pribadi yang cerdas secara emosional, cara berkomunikasi memainkan peran kunci. Menurut Julia DiGangi, seorang neuropsikolog yang terlatih di Harvard, hubungan dan kemandirian adalah fondasi penting untuk membangun hubungan yang kuat dan empati. Julia, yang merupakan penulis buku terkenal “Energy Rising: The Neuroscience of Leading with Emotional Power”, mengajarkan prinsip-prinsip komunikasi yang mendukung pertumbuhan emosional anak-anak.

Berikut adalah tiga frasa yang sebaiknya dihindari oleh orangtua yang ingin membesarkan anak-anak yang cerdas secara emosional, beserta alternatif cara berbicara yang lebih bijaksana:

  1. Frase yang dihindari: “Kamu tidak bisa melakukan itu.”

    Apa yang harus dikatakan: “Ceritakan lebih banyak tentang hobi atau minatmu.”

    Daripada menyudutkan anak dengan mengatakan bahwa mereka tidak mampu melakukan sesuatu, pertanyakan minat dan hobi mereka dengan tulus. Ini membuka pintu untuk pemahaman yang lebih dalam tentang apa yang membuat anak bersemangat. Misalnya, jika anak menghabiskan banyak waktu bermain video game, jadikan momen ini sebagai peluang untuk mendengar lebih banyak tentang apa yang mereka nikmati dari permainan tersebut. Dengan mendengarkan dengan penuh perhatian, orangtua dapat memahami dunia anak dan merasakan pengalaman mereka.

  2. Frase yang dihindari: “Mengapa kamu tidak lebih termotivasi?”

    Apa yang harus dikatakan: “Apa yang membuatmu merasa sulit untuk memilih membaca buku daripada bermain video game?”

    Alih-alih menuduh anak kurang termotivasi, bertanya dengan penuh rasa ingin tahu tentang pengalaman mereka. Ajukan pertanyaan terbuka yang mendorong anak untuk berbicara tentang perasaan dan tantangan mereka. Dengan cara ini, orangtua dapat membangun jembatan empati yang kuat dengan anak, menciptakan kesempatan untuk mendukung dan membimbing mereka dengan pengertian.

  3. Frase yang dihindari: “Kamu harus belajar lebih keras.”

    Apa yang harus dikatakan: “Apa yang kamu rasakan ketika kamu berusaha keras? Apa yang membuatmu merasa bangga tentang usahamu?”

    Menggeser fokus dari tuntutan keras kepada pengalaman dan perasaan anak adalah kunci dalam berbicara secara emosional cerdas. Bertanya tentang perasaan mereka selama proses belajar membantu anak merasa didengar dan dihargai. Ini juga memberikan kesempatan bagi orangtua untuk memotivasi anak melalui apresiasi dan dorongan positif.

Dalam mendidik anak-anak yang cerdas secara emosional, komunikasi yang bijaksana, empati, dan pengertian adalah kunci utama. Dengan mendengarkan dengan hati-hati dan bertanya dengan penuh rasa ingin tahu, orangtua dapat memperkuat hubungan dengan anak-anak mereka sambil mendukung perkembangan emosional mereka yang sehat. Teruslah menggali dunia emosional anak-anak, karena di sanalah letak kebijaksanaan dan pertumbuhan yang sejati.

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Translate »