Sambut Hari Wisata Sedunia: UPER Dorong Keberlanjutan Halal di Desa Alamendah

Blinkiss.id, Bandung
Industri pariwisata kian ditantang untuk bertumbuh tanpa merusak lingkungan, menjaga budaya, serta memberi manfaat nyata bagi masyarakat lokal.
Sebagai tema “Pariwisata dan Transformasi Berkelanjutan” menjadi pengingat pentingnya investasi hijau, inklusif, dan digitalisasi destinasi.
Hal tersebut sebagai Salah satu wujud transformasi pariwisata halal, yang tidak hanya memastikan layanan sesuai syariah, tetapi juga mendorong konsumsi bertanggung jawab, dengan pemanfaatan produk lokal, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Menurut Global Muslim Travel Index (GMTI), pasar wisatawan Muslim diproyeksikan mencapai lebih dari 230 juta wisatawan pada 2028, menciptakan peluang besar bagi desa wisata untuk menjadikannya pembeda dari destinasi lain.
Namun, fasilitas halal, homestay syariah, dan layanan digital di banyak destinasi Indonesia masih terbatas sehingga potensi pasar ini belum tergarap optimal, Sabtu (27/9/2025)
Sebagai jawaban bagi Universitas Pertamina (UPER) menggelar Pelatihan Pengelolaan Website juga Digitalisasi Layanan Pariwisata Halal di Desa Wisata Alamendah (Dawala), Rancabali, Kabupaten Bandung.
Program ini dipimpin oleh Resista Vikaliana, Ph.D., dengan dukungan Yelita Anggiane Iskandar, S.T., M.T. dan Ade Irawan, Ph.D., dengan melibatkan mahasiswa. Acara tersebut merupakan bagian dari PkM HIBAH DIKTI 2025 bertajuk “Peningkatan Kapasitas Masyarakat melalui Transformasi Digital dalam Perintisan Wisata Halal Berbasis Rantai Pasok Hijau.”
“Pariwisata halal dan berkelanjutan saling melengkapi: halal memastikan layanan yang etis dan tayyib, sementara keberlanjutan menjamin layanan ramah lingkungan dan bermanfaat bagi masyarakat. Kami juga berterima kasih kepada Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi atas dukungan melalui Hibah Pengabdian kepada Masyarakat Tahun 2025,” tutur Resista Vikaliana, Ph.D., Ketua Tim PkM.
Pelatihan memperkenalkan konsep rantai pasok hijau, yang menanamkan prinsip keberlanjutan di setiap tahap wisata: dari pemilihan bahan baku lokal seperti stroberi, kopi, dan madu, produksi kuliner higienis dan minim limbah, transportasi rendah emisi, hingga pengelolaan limbah organik menjadi kompos. Homestay di Dawala juga telah diarahkan untuk menggunakan lampu LED, panel surya sederhana, larangan plastik sekali pakai, dan pengelolaan air yang efisien.
Sebagai peserta pelatihan yang berkesempatan mengunggah foto homestay ke website desa, merancang paket Wisata Gastronomi Halal, dan menyusun narasi promosi yang mengajak pengunjung memetik stroberi, mengikuti kelas memasak halal sehat, hingga berjalan kaki di jalur trekking kebun kopi.
“Dengan website ini, produk selai stroberi dan kegiatan wisata kami bisa dikenal lebih luas, pendapatan masyarakat bertambah, dan Desa Wisata Alamendah semakin dikenal sebagai destinasi wisata halal-hijau yang membanggakan,” ucap Wendiansyah, Pengelola Desa Wisata Alamendah.
Rektor Universitas Pertamina, Prof. Dr. Ir. Wawan Gunawan A. Kadir, M.S., IPU., menegaskan pentingnya memanfaatkan momentum Hari Pariwisata Sedunia untuk mendorong transformasi desa wisata.
“Mengangkat tema ‘Pariwisata dan Transformasi Berkelanjutan’, Hari Pariwisata Sedunia mengingatkan bahwa pariwisata bukan sekadar bisnis hiburan, tetapi sarana menciptakan transformasi sosial dan lingkungan. Melalui sinergi akademisi, pemerintah desa, dan UMKM, kami berharap Dawala menjadi pionir desa wisata halal-hijau berbasis digital yang siap bersaing di pasar global,” tutup Prof. Wawan. (JBR/15)